Jadi Nggak sih Foxconn & VW Masuk RI? Begini Kata Bahlil

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemanufaktur smartphone dan IT asal Taiwan Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) dan pabrikan otomotif Jerman, Volkswagen (VW) dikabarkan tengah mengincar lokasi investasi di Indonesia.
Kedua perusahaan tersebut disebut-sebut bakal menjadikan Indonesia sebagai salah satu lokasi produksi. Lalu, sebenarnya, bagaimana prospek realisasi investasi kedua raksasa itu di Indonesia?
Seperti diketahui, Foxconn sebenarnya sudah digadang-gadang bakal masuk ke Indonesia sejak tahun 2012. Menteri Perdagangan kala itu, Gita Wirjawan menyatakan, Foxconn akan membangun pabrik handphone dan elektronik di Indonesia dengan taksasi investasi yang ditanamkan mencapai US$10 miliar. Hanya saja, hampir 10 tahun berlalu, rencana itu belum terealisasi meski Foxconn dikabarkan telah mengincar sejumlah kawasan industri di Indonesia.
Kali ini, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kedua perusahaan itu akan masuk ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
"Di Batang akan masuk lagi pabrik kaca, seng, dan konstruksi, Foxconn, ada keramik, dan VW juga sudah melakukan kunjungan ke sana," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Bahlil mengatakan, sudah berbagi tugas dengan Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Elon Musk, Tesla pak Menko Luhut yang akan melakukan komunikasi intens. Saya bertugas untuk komunikasi dengan Foxconn," kata Bahlil.
Bahlil lalu menambahkan, telah bertemu dengan pihak VW. Meski belum 100% pasti, Bahlil optimistis rencana itu akan terealisasi.
"VW akan melakukan investasi, akan dilakukan di Sulawesi, processor di Batang. Doakan saja, tapi itu baru 60-70%, nanti tim mereka akan datang. Tapi feeling saya akan masuk. Di Sulawesi kontrak pertama sudah masuk. Sekarang masih negosiasi karena minta insentif dan minta kapasitas cadangan ore nikel, sedang kita siapkan. VW masuk tahun ini," janji Bahlil.
[Gambas:Video CNBC]
Foxconn Cs Mau Investasi Rp 118 T, Ini Tindakan Pemerintah
(dce/dce)