Blok Migas Cepu Gali-gali Produksi, Siap Jadi Primadona Lagi?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 18/07/2022 17:05 WIB
Foto: Pengapalan ke-700, Sinergi Anak Usaha Pertamina Angkut Produksi Minyak Mentah Blok Cepu. (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan saat ini pihaknya dan ExxonMobil selaku operator Blok Cepu tengah mempersiapkan pengeboran di lapangan Banyu Urip Blok Cepu. Hal ini dilakukan sebagai langkah operator dalam menahan laju penurunan produksi secara alamiah.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan bahwa produksi Blok Cepu saat ini tengah mengalami penurunan produksi. Oleh karena itu saat ini ExxonMobil bersama SKK Migas tengah menyiapkan rencana pengeboran lima sumur infill dan satu sumur eksplorasi untuk lapisan klastik.

"Sekarang kan ada tambahan reserved kita mau ngebor sumur infill dan klastik di Banyu Urip, juga di eksisting reservoir kita persiapan tahun ini target kuartal 3, kuartal 4 2024 itu akan first oil ada sekitar 5 sumur infill ada satu sumur klastik," kata Fatar saat ditemui di Gedung SKK Migas, Senin (18/7/2022).


Fatar optimistis jika proses pengeboran itu berjalan lancar paling tidak akan ada tambahan cadangan hampir 40 juta barel. Meski demikian hal tersebut juga masih bergantung pada seberapa lama produksi minyak di Lapangan Banyu Urip akan diproduksikan.

"Hampir 40 juta barel tergantung berapa lama diproduksikan kalau lihat itu meningkat paling angkanya sekitar 10-20 ribu bph lah untuk menahan decline nya tapi kita bisa produksi lebih tinggi lagi tapi lebih cepat lagi decline nya," ujarnya.

Untuk diketahui, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) selaku operator berhasil melakukan produksi siap jual (lifting) ke-800 dari Wilayah Kerja (WK) Cepu pada Selasa (24/5/2022). Sebanyak 630 ribu barel minyak kargo milik Pemerintah Indonesia dan Pertamina akan dikirim melalui Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang ke kapal Pertamina.

Kargo khusus ini akan dibawa ke STS Tuban dan dikirim ke Kilang Pertamina untuk mendukung kebutuhan energi Indonesia. Minyak dalam lifting tersebut diproduksi dari WK Cepu di Bojonegoro dan diproses di Fasilitas Pemrosesan Pusat Banyu Urip. Minyak kemudian dialirkan melalui pipa sepanjang 95 km ke Kecamatan Palang di Kabupaten Tuban, lalu ke FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, Jawa Timur.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan lifting ke-800 ini menandai total akumulasi produksi lebih dari 540 juta barel minyak, secara signifikan melebihi rencana pengembangan awal WK Cepu dengan cadangan minyak yang diperkirakan 450 juta barel.

"Kami menyampaikan apresiasi dan selamat atas keberhasilan EMCL atas kontribusinya terhadap kesuksesan operasi WK Cepu yang aman, andal dan efisien, serta membantu menjaga ketahanan energi Indonesia dengan memberi kontribusi sekitar 30% produksi minyak nasional," kata Dwi, Rabu (25/5/2022)

Dwi menambahkan dengan hasil produksi kumulatif WK Cepu lebih dari 540 juta barel minyak, operasi WK Cepu telah berkontribusi terhadap pendapatan Indonesia setara 5,5 kali lipat investasi awal.

"Jika dihitung sejak WK Cepu berproduksi, dengan total investasi sekitar Rp. 57 triliun (atau US$ 4 miliar), WK Cepu telah menghasilkan 540 juta barel minyak dan memberikan lebih dari Rp. 310 triliun (atau US$ 21,6 miliar) bagi pendapatan negara berupa bagi hasil pemerintah dan pembayaran pajak," lanjut Dwi.

Ia pun menyebutkan, dengan perkiraan potensi cadangan minyak Banyu Urip yang telah berlipat ganda dan dilakukannya Program Pengeboran Banyu Urip Infill Clastic, Indonesia akan menerima tambahan pendapatan sekitar 12 kali lipat dari jumlah investasinya selama siklus proyek WK Cepu.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Genjot Produksi Migas 2025, PHR Bor 5 Sumur-Pakai Teknologi EOR