Internasional

Warga China Mogok Bayar KPR, Xi Jinping Turun Tangan

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
18 July 2022 15:20
Warga mengendarai sepeda di Central Business District (CBD) saat pemerintah menerapkan perintah kerja dari rumah bagi penduduk distrik Chaoyang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Beijing, China, Kamis (5/4/2022). (REUTERS/Tingshu Wang) Foto: Warga mengendarai sepeda di Central Business District (CBD) saat pemerintah menerapkan perintah kerja dari rumah bagi penduduk distrik Chaoyang di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Beijing, China, Kamis (5/4/2022). (REUTERS/Tingshu Wang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China mendesak lembaga finansial di negara itu untuk memperpanjang pinjaman kepada pengembang properti. Hal ini untuk menangani persoalan banyaknya pembeli properti di negara itu yang tak membayarkan kreditnya pada proyek yang belum rampung.

Melansir Reuters, Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) mengatakan bahwa bank harus memenuhi kebutuhan pembiayaan pengembang. Hal ini dapat dilakukan jika pihak bank merasa proyek properti pengembang itu masuk akal.

"Dengan upaya bersama, semua kesulitan dan masalah akan diselesaikan dengan baik," lapor China Banking and Insurance News dalam pengumuman itu, Minggu (18/7/2022).

China sendiri sebelumnya telah dilanda krisis bidang properti setelah dua raksasa real estate negara itu, Evergrande dan Sunac, mengalami permasalahan keuangan akibat utang yang berlebihan.

Sementara itu, beberapa pejabat keuangan sendiri sedang berusaha untuk mengembalikan minat publik untuk membeli properti. Terbaru, pengembang di Provinsi Henan menerima hasil bumi seperti gandum, semangka dan bawang putih sebagai down payment dalam pembelian unit demi meningkatkan penjualan di wilayah pedesaan.

Dengan adanya himbauan ini, analis menilainya sebagai sesuatu yang positif bagi pasar properti. Pasalnya, banyak konsumen yang menghentikan cicilannya karena kekhawatiran terkait banyak proyek properti yang belum dapat memastikan tanggal serah terimanya.

"Saya pikir pemerintah China memiliki kemauan dan sarana untuk memecahkan masalah, dan kemungkinan akan mengambil tindakan cepat," kata manajer umum Minority Asset Management, Mark Dong.

"Risiko terbesar adalah penurunan kepercayaan konsumen, yang mengancam pemulihan baru dalam penjualan properti."


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Xi Jinping Bakal Jadi Presiden China 3 Periode


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading