Janet Yellen Ingatkan Ini ke Negara yang Terlilit Utang

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
16 July 2022 12:15
Yellen Sebut Tidak Ada Tempat Bagi Rusia di G20
Foto: CNBC Indonesia TV

Bali, CNBC Indonesia - Kebijakan ekonomi makro dianggap sebagai fundamental suatu negara dalam menghadapi krisis keuangan. Di tengah tingginya tren suku bunga kebijakan bank sentral, negara-negara berkembang terutama yang terlilit utang harus lebih berhati-hati dalam membentuk kebijakan.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menjelaskan institusi yang kuat dan kredibilitas kebijakan, didukung oleh komunikasi yang jelas merupakan pondasi penting untuk setiap bauran kebijakan.

"Beberapa kebijakan fiskal dan efektivitas kebijakan moneter bergantung pada kredibilitas bank sentral," jelas Yellen dalam seminar bertajuk Macroeconomic Policy Mix For Stability and Economic Recovery di Bali, Jumat (14/7/2022).



Berkaca pada tahun 1980-an, di saat inflasi Amerika Serikat meningkat tajam, menurunkannya jauh lebih sulit dan mahal bagi perekonomian. Apa-apa yang terjadi di negara adidaya tersebut tentu akan langsung dirasakan dampaknya ke negara-negara berkembang.

Oleh karena itu, negara berkembang, kata Yellen harus memiliki fundamental yang kuat. Pasalnya aliran dana asing cepat sekali keluar dari domestik, sehingga mereka harus bersaing dengan negara lainnya untuk bisa menarik investor.

Arus modal asing dapat meningkatkan produktivitas, yang bisa berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehingga negara dapat meredam volatilitas ekonomi makro dan tahan dari goncangan krisis ekonomi.

"Kerangka kebijakan dalam negeri yang kuat dapat membantu menarik arus yang kurang terarah demi mengurangi guncangan. Jadi, arus utang mata uang lokal dan investasi, serta langkah-langkah makro prudensial dapat mencapai pinjaman lintas batas yang lebih stabil," jelas Yellen.



"Pasalnya siklus pasar keuangan yang lemah kerap kali merusak stabilitas keuangan secara keseluruhan. Kebijakan makroekonomi dan sektor keuangan dapat membantu mereka mengelola risiko yang tidak dapat mereka hindarkan," kata Yellen lagi.

Faktor-faktor seperti pinjaman luar negeri, pasar keuangan yang bergantung pada ekspor, dan karakteristik ekonominya lainnya harus diperhitungkan secara matang untuk membuat kebijakan yang tepat.

"Pasar berkembang dan negara-negara berpenghasilan rendah mendapat manfaat dari arus modal asing dan intervensi valuta asing, di samping kebijakan fiskal, moneter, dan makroprudensial, tutur Yellen.

"Kami terus menantang untuk mengindentifikasi secara rea time, ketika keadaan ini meningkat atau ketika kebijakan yang lebih struktural harus diprioritaskan. Kuncinya adalah mendukung penggunaan nilai tukar dan kebijakan manajemen aliran modal," kata Yellen lagi.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Indonesia Terapkan Pajak Minimum Global 15%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular