
Gak Cuma di Indonesia, Ternyata Harga Roti di AS pun Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga pangan yang tinggi telah melanda dunia. Mulai dari Indonesia hingga Amerika Serikat (AS) pun terkena imbas memanasnya harga-harga komoditas.
Dimana, inflasi AS bulan Juni 2022 meledak hingga 9,1% secara tahunan.
Dalam data yang disajikan Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS, Indeks Harga Konsumen untuk makanan panggang seperti roti dan produk sereal meningkat 2% pada bulan Juni.
"Indeks Juni untuk Produk Sereal dan Roti sebelum penyesuaian musiman adalah 326,4% dari rata-rata tahun 1982-198484, naik 13,8% dari tahun lalu. Untuk semua makanan di rumah, indeks Juni adalah 288,9, naik 12,2% dari Juni 2021," tulis laporan media yang menyoroti isu pangan, World Grain, Jumat (15/7/2022).
Indeks makanan secara keseluruhan juga jauh lebih kuat dari tahun lalu, membukukan kenaikan 10,4% dari tahun ke tahun. Kenaikan ini adalah kenaikan indeks makanan tahun-ke-tahun yang paling tajam sejak kenaikan 10,5% pada Februari 1981.
Kenaikan bahan pangan berbasis gandum ini sendiri diketahui terjadi saat dunia sedang mengalami krisis pangan. Salah satu faktor penyumbang terbesar krisis ini adalah perang Ukraina-Rusia yang memblokade pengiriman bahan pangan dari dua negara produsen penting itu.
Sejauh ini, baik Moskow dan Kyiv telah melakukan perundingan untuk kembali membuka jalur pengiriman bahan pangan dari wilayah Ukraina. Pembicaraan itu diinisiasi dan dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan juga Turki.
Dimana, Ukraina dan Rusia adalah dua negara yang masuk dalam pemasok utama gandum dunia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia selama ini menjadi satu dari sejumlah negara yang mengimpor gandum dari Rusia dan Ukraina. Jokowi mengatakan, kelangkaan gandum akan membuat harga melonjak.
"Kita impor gandum gede banget, ini hati-hati yang suka akan roti, makan mi. Bisa harganya naik," kata Jokowi dalam acara Puncak Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Kamis (7/7/2022).
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News! BPS: Inflasi Februari 2023 Sebesar 0,16%