
Suku Bunga AS Cs Naik, Sri Mulyani: Negara Berkembang Waspada

Bali, CNBC Indonesia - Di hadapan delegasi negara Anggota G20, Indonesia buka suara terkait dampak dari pengetatan atau normalisasi moneter yang dilakukan oleh bank sentral di sejumlah negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pengetatan kebijakan moneter global melalui likuiditas hingga menaikan suku bunga acuan secara agresif telah berdampak terhadap aliran modal asing keluar (capital outflow) dari negara berkembang.
Oleh karena itu, kondisi yang terjadi saat ini, kata Sri Mulyani harus terus diwaspadai oleh negara-negara berkembang lainnya, karena juga akan berdampak terhadap pelemahan nilai tukar masing-masing negara.
"Negara-negara berkembang perlu semakin waspada, karena akan menciptakan kerentanan yang berasal dari arus keluar modal dan peningkatan pembiayaan," jelas Sri Mulyani saat melakukan sambutan di acara pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Bali, Jumat (15/7/2022).
Pasalnya selain pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh sejumlah bank sentral, risiko ekonomi global juga masih rentan karena adanya perang Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung sejak 24 Februari 2022.
Ditambah dunia yang belum pulih dari pandemi Covid-19, yang juga telah berimbas terhadap terbatasnya ruang fiskal berbagai negara. Melonjaknya utang pun tak bisa terhindarkan, termasuk di negara maju.
Adanya perang Rusia dan Ukraina ini, kata Sri Mulyani telah memberikan banyak tekanan ke berbagai negara, seperti pergeseran harga komoditas dan peningkatan inflasi global, peningkatan porsi utang.
"Bukan hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah, tapi juga di negara-negara berpenghasilan menengah atau bahkan negara maju," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut, berdasarkan data dari Bank Dunia 60% dari negara miskin terancam kesulitan membayar utang. Sementara banyak negara berkembang juga kemungkinan tak bisa membayar utang di tahun depan.
"Jadi ini masalah yang perlu menjadi perhatian menteri keuangan dan gubernur bank sentral bersama dengan organisasi internasional lembaga multilateral," kata Sri Mulyani melanjutkan.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gaya Sri Mulyani Hingga Menkeu India Bicara Climate Change