RI Ekspor Minyak Mentah Tapi Impor BBM, Kok Bisa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia saat ini memiliki kegiatan ekspor minyak dan gas (migas). Tercatat nilai ekspor migas pada Juni 2022 mencapai US$ 1.532,7 juta naik dibandingkan ekspor Mei 2022 yang mencapai US$ 1.496,1 juta.
Nilai Ekspor Migas secara year on year (yoy) atau Juni 2022 ini juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan ekspor migas pada Juni 2021 yang mencapai US$ 1.239,3 juta.
Dalam paparan Kepala BPS Margo Yuwono, peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 69,80% menjadi US$ 256,6 juta, sedangkan ekspor hasil minyak turun 9,94% menjadi US$ 440,4 juta dan gas juga turun 2,37% menjadi US$ 835,7 juta.
"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Juni 2022 mencapai US$ 141,07 miliar atau naik 37,11% dibanding periode yang sama tahun 2021, sementara ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$133,31 miliar atau naik 37,33%," terang Margo, dalam Konfrensi Pers, Jumat (15/7/2022).
Seperti yang diketahui, bahwa Indonesia merupakan negara net importir migas, yang mana salah satu contohnya, Indonesia menargetkan pada tahun ini produksi minyak mentah mencapai 703.000 barel per hari (bph). Sementara kebutuhan minyak mentah Indonesia mencapai sekitar 1,4 juta bph. Itu artinya untuk menutup selisih kebutuhan Indonesia masih harus melakukan impor tersebut.
Data BPS menyebutkan pada nilai impor Indonesia Juni 2022 mencapai US$ 21.003,4 juta atau naik 12,87% menjadi US$ 2.394,1 juta dibandingkan Mei 2022. Hal tersebut disebabkan oleh naiknya impor migas US$ 319,2 juta.
"Peningkatan nilai impor migas disebabkan oleh bertambahnya nilai impor minyak mentah US$ 314,6 juta atau 45,34% dan hasil minyak US$ 126,5 juta atau 5,89%, namun tereduksi oleh penurunan impor gas US$121,9 juta atau 23,82%," ungkap paparan BPS.
Sementara itu, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari-Juni 2022 mengalami peningkatan US$ 25.142,2 juta atau 27,62%. Hal itu juga disebabkan oleh bertambahnya impor migas US$7.945,7 juta atau 68,9% dan nonmigas US$ 17.196,5 juta 21,62%. Kenaikan nilai impor migas dipicu oleh lonjakan impor minyak mentah US$1.054,8 juta atau 28,66%, hasil minyak US$ 5.830,8 juta atau 94,31% dan gas US$ 1.060,1 juta atau 64,03%.
(pgr/pgr)