Raja Salman-Erdogan Ikut Jadi Sekutu Dagang Putin Cs

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
14 July 2022 21:02
FILE - In this Oct. 27, 2011 file photo, then U.S. Vice President Joe Biden, right, offers his condolences to then Prince Salman bin Abdel-Aziz upon the death of his brother Saudi Crown Prince Sultan bin Abdul-Aziz Al Saud, at Prince Sultan palace in Riyadh, Saudi Arabia. President Joe Biden is expected to speak to Saudi King Salman for the first time in Biden’s just over a month-old administration. Coming as soon as Thursday, the conversation between the two strategic partners will be overshadowed by the expected release of U.S. intelligence findings on whether the king’s son approved the killing of a U.S.-based Saudi journalist.  (AP Photo/Hassan Ammar)
Foto: AP/Hassan Ammar

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi, Turki, dan Mesir dilaporkan akan segera mengikuti pakta perdagangan BRICS. Hal ini diungkapkan oleh Presiden BRICS, Purnima Anand.

Kepada media Russia Today, aplikasi untuk memasukkan tiga negara itu akan dibahas pada pertemuan BRICS di Afrika Selatan (Afsel) tahun depan. Ia menyebut bergabungnya tiga negara itu dalam aliansi ini akan memperkuat pengaruh BRICS di seluruh dunia.

"Saya berharap negara-negara ini akan segera bergabung dengan BRICS, karena semua perwakilan anggota inti tertarik untuk ekspansi. Jadi itu akan segera datang," jelas Anand dikutip Kamis, (14/7/2022).

Selain Arab Saudi, Turki, dan Mesir, beberapa negara juga telah menyatakan niatnya untuk bergabung dengan BRICS. Terbaru, Iran dan Argentina telah menunjukkan intensinya untuk mengikuti pakta perdagangan itu

BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) merupakan aliansi yang merupakan rumah bagi lebih dari 40% populasi global dan menyumbang hampir seperempat dari produk domestik bruto dunia. Aliansi ini sendiri didirikan pada 2009 lalu.

Meski menjadi sebuah aliansi dagang, beberapa anggota BRICS memiliki sikap yang sedikit berbeda terkait serangan Rusia ke Ukraina. Walau begitu, semuanya masih memberikan dukungan pada Moskow dalam aspek tertentu.

Tiga anggota BRICS yakni China, Afsel, dan India telah abstain dari pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Beijing dan Delhi sendiri diketahui memiliki hubungan militer yang kuat dengan Rusia dan membeli sejumlah besar minyak dan gasnya.

Di sisi lain, Afsel juga menolak untuk mengutuk tindakan militer Rusia untuk untuk menjaga hubungan ekonomi yang penting.

Untuk Brasil, negara pimpinan Jair Bolsonaro itu mendukung pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina.. Namun, Brasilia juga menegaskan penerapan sanksi sembarangan terhadap Rusia tidak mengarah pada rekonstruksi dialog.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raja Salman Dilarikan ke Rumah Sakit, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular