Internasional
Balas Dendam! Ukraina Tembak Rudal HIMARS ke Rusia, 52 Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina telah meluncurkan serangan balasan ke wilayah Kherson yang saat ini diduduki oleh Rusia. Serangan ini dilakukan tatkala Kyiv telah mendapatkan rudal canggih HIMARS, bantuan dari Amerika Serikat (AS).
Militer Ukraina menyatakan 52 orang tewas dalam serangan ke fasilitas milik tentara Moskow itu. Selain korban jiwa, serangan itu juga melumpuhkan beberapa alutsista kepunyaan Kremlin.
"Berdasarkan hasil unit roket dan artileri kami, musuh kehilangan 52 (orang), howitzer Msta-B, satu mortir dan tujuh kendaraan lapis baja dan lainnya, serta gudang amunisi di Nova Kakhovka," papar Komando Militer Selatan Ukraina dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, dikutip Rabu (13/7/2022).
Hal sama juga dimuat media resmi pemerintah Rusia TASS. Namun angka korban berbeda.
TASS mengatakan ada tujuh orang yang tewas dalam serangan itu dan 70 lainnya terluka. Korban jiwa disebutkan sebagai warga sipil dan bukan militer.
Kherson sendiri merupakan salah satu wilayah di Ukraina Selatan yang berhasil diduduki Rusia pada awal serangan Kremlin. Rusia bahkan sedang mendirikan sebuah pemerintahan di kota itu.
Kyiv sendiri akan melakukan operasi militer untuk mengembalikan Kherson dalam wilayah kedaulatannya saat mendapat bantuan rudal AS. Menteri Pertahanan (Menhan) Alexey Reznikov bahkan menyebut pihak Ukraina telah mengumpulkan hingga satu juta prajurit untuk perebutan kembali itu.
Sementara itu, HIMARS merupakan sistem peluncuran roket yang dikembangkan Paman Sam. Saat ini senjata itu dilaporkan ampuh dalam membantu Ukraina melawan Rusia.
Bahkan, baru-baru ini roket itu disebutkan berhasil melumpuhkan 12 tentara senior Rusia. HIMARS juga memusnahkan beberapa sistem pertahanan S-400 milik Negeri Beruang Putih.
Peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sendiri telah berlangsung sejak 24 Februari lalu. Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan ini bertujuan untuk melawan kelompok nasionalis yang telah "melakukan genosida" dan "diskriminasi terhadap masyarakat berbahasa Rusia".
Selain itu, Putin juga berpandangan bahwa niatan Ukraina untuk bergabung kepada aliansi pertahanan pimpinan AS, NATO, juga telah mengancam keamanan negara. Pasalnya, NATO merupakan rival dari Moskow dan Kyiv dapat menggunakan pasal 5 aliansi itu untuk menyerang beberapa wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014 lalu seperti Krimea.
PBB sendiri mencatat banyak warga sipil yang menjadi korban dari peperangan ini. Laporan badan global itu menyebut sudah ada lebih dari 4.700 warga sipil yang tewas serta lebih dari 6 juta warga Ukraina mengungsi.
[Gambas:Video CNBC]
Keras! Ukraina Ejek Rusia dalam Serangan Balik di Kherson
(sef/sef)