Warga Jangan Gaptek! Pertamina Mau Beli Gas Pakai Aplikasi

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
13 July 2022 15:50
Jangan Bingung! Ini cara  daftar MyPertamina buat beli Pertalite dan Solar di SPBU
Foto: Infografis/ Jangan Bingung! Ini cara daftar MyPertamina buat beli Pertalite dan Solar di SPBU/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) saat ini sedang melakukan upaya penggunaan Bahan Bakar Minyak 9BBM) jenis Pertalite dan juga Solar Subsidi, dengan cara melakukan pendaftaran melalui webiste MyPertamina di 11 kota/kabupaten. Jika kelak pembatasan pembelian BBM itu berhasil, ke depan Pertamina juga berencana akan melakukan hal yang sama dengan pembelian LPG Subsidi.

Pembatasan pembelian LPG Subsidi 3 Kg juga penting agar lebih tepat sasaran. Sebab saat ini, karena subsidi LPG 3 kg dilakukan secara terbuka bukan perorangan, otomatis pengguna LPG melon ini menyasar juga pada orang-orang kaya.

Apalagi saat ini di tengah kenaikan harga LPG non subsidi 5,5 kg dan 12 kg. Dikhawatirkan akan ada migrasi pengguna LPG non subsidi ke LPG subsidi.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo mengatakan untuk LPG sebenarnya akan menggunakan skema yang sama dengan Pertalite dan Solar Subsidi.

"Nanti kami akan meminta register. Sebetulnya kami sudah melakukan uji coba secara diam-diam di 114 ribu penduduk menggunakan MyPertamina," terang dia dalam Webinar Virtual Generating Stakeholders Support For Achievieng Effectiveness of Duel and LPG Subsidies', Rabu (29/6/2022).

Mars Ega tidak menjelaskan, kapan waktu pembelian LPG Subsidi mendaftar melalui website MyPertamina. Yang jelas, saat ini untuk pembatasan pembelian LPG melalui Mypertamina itu sudah masuk ke dalam tahapan keenam uji coba. Di mana ujicoba tersebut menggunakan Data Terpadu Kesejahteran Sosial (DTKS).

"Nanti keputusan ada di pemerintah, apakah akan menggunakan DTKS atau pemerintah akan menggunakan skema seperti BBM yang melakukan register (di MyPertamina)," tandas Mars Ega Legowo. Adapun saat ini Pertamina masih terus mensinkronkan penggunaan DTKS.

Ia mencontohkan, misalnya, pada tahap awal ujicoba akurasi data DTKS mencapai 50%. Adapun data tersebut berubah saat ujicoba step ketiga di mana data akurasi mencapai 80%. "Kami juga masih melihat kenapa data akurasi belum bisa mencapai 100%. Maka kami terus melakukan pencocokan ini," tandas dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beli Pertalite Harus Daftar Mulai 1 Juli 2022, Begini Caranya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular