Internasional

Putin Disebut Marah Besar, 12 Jenderal Tewas Kena Rudal AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 July 2022 14:00
Russian President Vladimir Putin (Getty Images/Contributor)
Foto: Russian President Vladimir Putin (Getty Images/Contributor)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan marah besar setelah mendengar 12 petinggi militer seniornya tewas terkenal rudal HIMARS buatan Amerika Serikat (AS) yang diluncurkan Ukraina. Pasalnya, ini berkaitan dengan sistem pertahanan Moskow.

Sebelumnya, rudal HIMARS yang diluncurkan Ukraina mengenai sebuah target militer di wilayah Kherson yang saat ini diduduki Rusia. Selain jenderal dan kolonel, Ukraina juga diklaim telah menghancurkan gudang persenjataan milik Moskow.

Sumber-sumber pro-Rusia dilaporkan marah dengan serangan itu, salah satunya adalah reporter TV pemerintah Rusia Alexander Sladkov. Ia menyebut Ukraina telah mengambil kembali beberapa posisi yang diduduki Rusia dan serangan Kyiv nyatanya berhasil.

"Pusat-pusat itu kecil tapi penting. Saya tidak akan menulis di sini di mana, kapan, berapa banyak, dan siapa (yang terdampak) agar tidak membocorkan rahasia militer," ujarnya dikutip media Inggris Daily Star, Rabu (13/7/2022).

"Pertanyaan saya sederhana. Kapan 'banteng' ini akan berakhir? Bisakah Anda melindungi kompleks industri militer sehingga kami akhirnya memiliki pencegahan (sarana untuk menghentikan serangan rudal ini)."

Kemarahan ini nyatanya juga sampai kepada Putin. Ia dilaporkan sedang mencari pihak yang harus bertanggung jawab atas pertahanan negara itu. Beberapa jajarannya sendiri menyalahkan sistem pertahanan rudal S-400 milik Moskow yang gagal berfungsi.

Atas kejadian ini, ada beberapa pejabat Rusia yang diprediksi dapat dipecat seperti Mantan perdana menteri Mikhail Fradkov dan juga direktur jenderal perusahaan senjata milik negara Yan Novikov.

"Tidak hanya itu selama serangan di pangkalan militer di Ilovaisk, rudal HIMARS menghancurkan kompleks S-400, yang seharusnya melindungi daerah itu dari serangan udara," tambah laporan media pemerintah Rusia.

Perang Rusia dan Ukraian sendiri sudah terjadi sejak 24 Februari hingga kini. Karena serangan Kremlin, Barat memberi sanksi ke Rusia, baik individu, sistem keuangan, komoditas hingga oligarkinya.

Mengutip data PBB perang telah membuat sedikitnya 4.700 orang tewas. Sebanyak 6 juta orang mengungsi, menjadikan krisis pengungsi Eropa terbesar setelah Perang Dunia 2.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Kekuasaan Vladimir Putin di Rusia Tak Pasti, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular