Ada 'Harta Karun' Migas Baru di Aceh, Gairahkan Investasi RI?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
12 July 2022 16:45
Oil pump silhouette at night. Foto: kotkoa / Freepik
Foto: kotkoa / Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Penemuan cadangan minyak dan gas (migas) yang dilakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil di Blok Andaman II perairan Aceh berpotensi menarik minat investor kakap untuk datang ke Indonesia. Apalagi jika nantinya temuan tersebut berpotensi menghasilan temuan giant discovery.

Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan menilai penemuan di utara Aceh Blok Andaman II membuktikan bahwa Indonesia masih merupakan target utama dalam eksplorasi migas. Hal ini tentunya menjadi indikator yang bagus apabila hasil hasil penemuan ini dilanjutkan dengan proses eksplorasi sehingga dapat dikonfirmasi besarnya sumber daya dan cadangan.

"Apabila penemuan ini merupakan 'world class discovery' akan menarik para explorer companies untuk kembali ke Indonesia. Tinggal Indonesia bagaimana menyikapi para investor tersebut. Mudah-mudahan dapat digulirkan aturan aturan yang pro investasi dan disupport dengan contract sanctity," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/7/2022).

Lebih lanjut, Tumbur menyebut saat ini para investor tengah 'wait and see' terkait aspek geologi ataupun regulasi dan birokrasi yang ada. Adapun semua sinyal positif yang diberikan pasti akan menjadi pertimbangan untuk kembali berinvestasi di Indonesia.

"Mudah-mudahan tren positif tersebut di ikuti dengan penemuan-penemuan baru dari eksisting investor yang ada di Indonesia," katanya.

Namun demikian, hasil hasil positif tersebut juga diharapkan diikuti dengan adanya perubahan iklim investasi yang signifikan, mengingat hulu migas merupakan investasi jangka panjang. Penemuan-penemuan yang ada saat ini baru bisa diproduksikan paling cepat 3-5 tahun ke depan.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan dengan kondisi global saat ini, maka temuan migas apapun itu merupakan sesuatu hal yang cukup bagus. "Apakah dampaknya bisa cukup mempengaruhi iklim investasi, saya berharap bisa tentunya," ujarnya.

Untuk diketahui, Premier Oil adalah bagian dari Harbour Energy Company, selaku operator blok Andaman II yang terletak 150 km lepas pantai Aceh.

Penemuan 'harta karun' migas tersebut diperoleh setelah perusahaan asal Inggris itu menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 pada kedalaman air 4.245 kaki. Sumur di bor secara vertikal total pada kedalaman 13.818 kaki di bawah laut.

Berdasarkan pengujian, sumur mengalirkan gas sebesar 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD). Premier Oil Andaman Ltd. akan segera melakukan studi evaluasi post drill untuk menentukan langkah eksplorasi selanjutnya dalam usaha mengkomersialisasikan penemuan ini di lepas pantai cekungan Sumatera Utara.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menyampaikan apresiasi kepada jajaran SKK Migas terkait dan Premier Oil atas kerja keras dan sinergi yang dilakukan. Sehingga cadangan minyak dan gas bumi di Blok Andaman II berhasil ditemukan.

"Penemuan ini tidak hanya kabar yang menggembirakan bagi Premier Oil sebagai operator, tetapi juga bagi industri hulu migas secara keseluruhan karena akan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 miliar kaki kubik feet per hari (BSCFD)," ujar Benny dalam keterangan tertulis, Senin (11/7/2022).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! RI Ternyata Masih Punya 128 Titik 'Harta Karun'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular