Harga BBM dan Gas Naik! Apa Dampaknya?

Maesaroh, CNBC Indonesia
Senin, 11/07/2022 15:40 WIB
Foto: SPBU Pertamina (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga untuk tiga jenis yakni BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Kenaikan tersebut dikhawatirkan ikut mendorong laju inflasi yang tengah meroket sebulan tahun ini.

Pertamax Turbo (RON 98) naik dari semula Rp 14.500 per liter menjadi Rp 16.200 per liter, sedangkan Dexlite naik dari semula Rp 12.950 per liter menjadi Rp 15.000 per liter.

Sementara itu, Pertamina Dex naik dari Rp 13.700 per liter menjadi Rp 16.500 untuk wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.





Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan kenaikan BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex (Pertadex) hanya akn menyumbang inflasi sekitar 0,005 poin persentase (ppt). "Total impact-nya ke inflasi hanya sekitar 0,005 ppt sudah termasuk second round," tutur Andry, kepada CNBC Indonesia.

Kecilnya dampak inflasi dari BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex disebabkan masih sedikitnya orang yang memakai jenis BBM tersebut.

Berdasarkan data Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi Dexlite CN 51 pada 2021 diperkirakan 700.009 kilo liter (Kl), naik tipis dibandingkan 507.151 Kl pada 2020. Sementara itu, konsumsi Pertadex CN 53 hanya 333.628 Kl, naik tipis dibandingkan 268.111 Kl pada 2020.

Konsumsi tersebut terbilang sangat kecil dibandingkan Pertalite (RON 90) dan Pertamax (RON 92). Konsumsi Pertalite pada 23,29 juta Kl sementara Pertamax sebanyak 5,71 juta kl pada 2021.


Bobot Dexlite dalan Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya sekitar 0,002%, Dexlite sebesar 0,001% sementara Pertamax Turbo sebesar 0,02%. Sementara itu, bobot Pertalite ke IHK mencapai 2,03% dan Pertamax 0,44%.

Namun, Andry mengingatkan kenaikan harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex bisa menimbulkan persoalan baru yakni banyaknya konsumen yang beralih kepada BBM lebih murah. Sebagai catatan, harga Pertalite kini dijual Rp 7.650/liter sementara Pertamax Rp 12.500 per liter.

Banyaknya konsumen yang beralih bisa membebani APBN karena Pertalite masuk dalam kelompok BBM penugasan atau mendapat subsidi. "Yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah shifting konsumsi ke BBM yang lebih murah," ujar Andry.

Pada April 2022, Pertamina juga sudah menaikkan harga dari Rp 9.000 per liter, naik menjadi Rp 12.500-13.000 per liter. Inflasi pada bulan tersebut menyentuh 0,95% (month to month/mtm), rekor tertinggi dalam lima tahun lebih. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi), pekan lalu, mengingatkan jika kemampuan negara untuk menanggung beban subsidi BBM tetap terbatas. Kepala Negara menjelaskan harga minyak mentah dunia sudah naik dua kali tetapi Indonesia memilih mempertahankan harga Pertalite untuk menjaga inflasi dan daya beli.

"Negara kita ini masih kita tahan untuk tidak menaikkan harga BBM yang namanya Pertalite. Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat bersubsidi. Kalau sudah tidak kuat, mau gimana lagi? Kalau BBM naik ada yang setuju? Pasti semua tidak setuju," tutur Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 tahun 2022, Medan, Kamis (7/7/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hanif Faisol: Jabodetabek Harus Pakai BBM Standar Euro IV