Campuran Minyak Sawit 35% ke BBM Aman Bagi Kendaraan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana meningkatkan program biodiesel campuran minyak sawit 30% (B30) menjadi 35% (B35) pada akhir Juli ini. Hal tersebut sebagai upaya pemerintah mendongkrak harga tandan buah segar (TBS) sawit petani dapat naik kembali.
Berbagai persiapan pun dilakukan agar implementasi dari program ini berjalan lancar di lapangan. Salah satunya dari sisi spesifikasi agar tidak mengganggu kinerja pada kendaraan diesel.
"Untuk masa transisi ini kita memang coba dengan B35 kemarin Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan pihak terkait sudah support. Dari speknya kami juga akan perhatikan kembali dengan lembaga terkait," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (11/7/2022).
Ia pun berharap dengan adanya peningkatan dari program B30 ke B35 tidak ada kendala yang signifikan pada mesin kendaraan. Pasalnya, selama implementasi program B30 yang sudah berjalan sejak 2020, belum ada keluhan yang signifikan sampai ke Kementerian ESDM.
"Memang ada beberapa pihak yang meragukan B30 terjadi penggumpalan dan sebagainya. Itu di awal kita gunakan B30. tapi setelah mesin digunakan dengan baik itu tidak terjadi lagi. Saya sendiri dirumah gunakan mobil B30 sampai saat ini tidak ada kendala signifikan servis saya juga berjalan sesuai saat ini," kata dia.
Hal yang sama juga terjadi pada kendaraan-kendaraan di sektor tambang dan kapal. Sejauh ini kata dia tidak ada laporan kendala mesin akibat penggunaan B30. Kecuali kapal khusus seperti yang digunakan TNI saat ini.
Sehingga ia berharap tidak ada kendala signifikan pada implementasi B35 tersebut. Apalagi nantinya juga akan ada peningkatan kualitas seperti kadar air yang lebih bagus serta kestabilan oksidasinya.
"Ada beberapa parameter kunci terkait masalah penggumpalan tadi yang kita perhatikan dan itu akan ditingkatkan kualitasnya," kata dia.
Meski begitu, ia mengakui dibandingkan minyak solar, biodiesel memiliki kandungan energi yang lebih rendah. Namun penurunan daya tersebut tidak signifikan yakni hanya sekitar 2%. Oleh karena itu, ia optimistis hal tersebut dapat teratasi seiring berjalannya waktu melalui perbaikan spesifikasi daripada biodiesel itu sendiri.
(pgr/pgr)