Ada RI, China Panas AS Gelar Latihan Militer Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah surat kabar resmi milik Pemerintah China, China Daily, menyebutkan bahwa latihan militer yang diadakan Amerika Serikat (AS) di Pasifik merupakan bentuk intimidasi. Pasalnya, dalam latihan tersebut, China kembali tidak diundang dalam latihan itu.
Mengutip Newsweek, latihan yang dinamai Rim of the Pacific atau RIMPAC ini diikuti oleh 26 negara termasuk Indonesia. Di tahun ini, latihan itu akan diadakan di Hawaii dan wilayah Pasifik Timur lainnya pada 29 Juni dan 4 Agustus.
RIMPAC tahun ini sendiri merupakan kali ketiga China tidak berpartisipasi. Media China Daily menyebut bahwa ini merupakan bukti bahwa AS sedang menegaskan posisi strategisnya di kawasan.
"Permainan berfungsi untuk mengekspos sejauh mana AS berusaha memaksakan kehendaknya di kawasan itu. Ini dimaksudkan untuk memberi sinyal bahwa pengaruh dan posisi strategis Washington tidak menurun," ujar media itu dikutip Kamis, (7/7/2022).
Media itu menambahkan bahwa pengadaan latihan ini juga merupakan bukti bahwa agenda AS di wilayah Pasifik akan terus berjalan dan tidak terpengaruh oleh serangan militer Rusia ke Ukraina.
"Dengan mengorganisir latihan skala besar seperti itu, sementara krisis Ukraina sedang berlangsung, AS juga bermaksud menunjukkan kepada dunia bahwa konflik Ukraina tidak mengganggu agendanya atau menghabiskan terlalu banyak sumber dayanya, dan fokus strategisnya tetap di Indo-Pasifik," kata surat kabar yang dikelola negara itu.
Pasukan angkatan laut China berpartisipasi dalam RIMPAC pertama mereka pada tahun 2014. Saat itu, Beijing tetap diundang meski hubungan antara negara itu dengan AS sedikit memanas soal Laut China Selatan.
Tetapi penurunan dalam hubungan keduanya terjadi pada masa Presiden Donald Trump berkuasa. Ia mencetuskan awal mula perang dagang antara kedua negara dan menghapus negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu dari undang latihan RIMPAC tahun 2018.
Meski tidak mendapatkan undangan ini, China Daily menyebut bahwa Beijing telah mampu meningkatkan kapasitas pertahanannya untuk mempertahankan teritorinya. Kemampuan China ini, menurut media itu, juga dapat diperluas tak hanya ke wilayahnya namun juga ke sekitaran kawasan.
"Tetapi dengan bangkitnya kekuatan nasionalnya, China telah mengembangkan kapasitas untuk mempertahankan kepentingan inti dan kedaulatan serta integritas teritorialnya dalam lingkup yang lebih luas di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya."
(sef/sef)