Internasional
Rusia Jengkel Berat dengan Jepang, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengkritik sikap Jepang karena tidak bersahabat terhadap Moskow. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan ini akan menghambat pengembangan hubungan ekonomi kedua negara, termasuk dalam energi.
"Jepang mengambil posisi yang sangat tidak bersahabat terhadap Rusia. Bagaimanapun, sikap tidak bersahabat seperti itu tidak membantu memfasilitasi hubungan perdagangan dan ekonomi, termasuk dialog energi," kata Peskov kepada wartawan, melansir Reuters, Rabu (6/7/2022).
"Kami membahas proposal Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kemarin dan mengatakan bahwa ini hanya inisiatif yang diumumkan, tidak ada keputusan konsolidasi yang diambil," kata Peskov. "Terus terang, diragukan apakah keputusan seperti itu bisa diambil."
Jepang sendiri telah bergabung dengan sekutu Baratnya dalam menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas serangannya terhadap Ukraina. Moskow juga terganggu oleh laporan bahwa Kishida telah mengusulkan pembatasan harga minyak Rusia sekitar setengah dari level saat ini.
Mengomentari komentar yang dilaporkan Kishida, mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa harga minyak global mungkin melebihi US$300-US$400 per barel jika proposal pembatasan harga diterapkan.
"Jepang tidak akan memiliki minyak atau gas dari Rusia, serta tidak ada partisipasi dalam proyek LNG Sakhalin-2 sebagai akibatnya," kata Medvedev, menekan saham Mitsui & Co dan Mitsubishi Corp.
Gagasan untuk membatasi harga beli minyak Rusia pertama kali disuarakan oleh Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen pada Juni lalu dan kemudian dibahas oleh negara-negara G7. Namun kesepakatan akhir dan tingkat pembatasan belum diumumkan.
[Gambas:Video CNBC]
Juragan Minyak Rusia: Raksasa Rosneft, Jantung Ekonomi Rusia
(tfa/tfa)