
YLKI: Idealnya Bukan Pembatasan Pertalite, Tapi Naikkan Harga

Jakarta, CNBC Indonesia - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyampaikan bahwa harga Bahan bakar Minyak (BBM) di luar negeri telah mengalami penyesuaian terhadap kenaikan harga minyak mentah dunia. Sementara, Pemerintah Indonesia memilih untuk tetap menahan kenaikan harga BBM seperti Pertalite dan Solar Subsidi.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menilai dalam melihat kondisi global saat ini, idealnya yakni menaikkan harga BBM. Namun pemerintah dan DPR memilih opsi untuk pengendalian dibandingkan menaikkan harga.
"Di luar negeri terjadi kenaikan harga dan krisis energi dan bicara paling ideal ya menaikkan harga itu. Tapi kan pemerintah dan DPR tahun ini sudah mengunci tidak ada kenaikkan harga BBM, namun dengan implementasi pengendalian," kata dia kepada CNBCÂ Indonesia dalam Energy Corner, Senin (4/7/2022).
Meski begitu, proses pengendalian ini juga dampaknya akan dirasakan bagi masyarakat yang selama ini telah menikmati BBM jenis Pertalite maupun Solar. Namun dalam konteks penyaluran BBM, berdasarkan data Bank Dunia bahwa sebesar 70% yang menikmati BBM bersubsidi adalah masyarakat golongan menengah ke atas.
"LPG 3 Kg 30 persen menengah ke atas. Pada saat berbicara BBM tepat sasaran karena sebenarnya pemiliknya kelompok pemilik roda 4. kemudian terjadi kepanikan publik pendataan itu dilakukan oleh sepeda motor, padahal dari diskusi terakhir itu hanya kendaraan roda 4 di 11 kota itu hanya roda 4, roda dua belum," katanya.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga menegaskan mulai 1 Juli 2022 pendaftaran pembelian Pertalite dan Solar Subsidi di website MyPertamina hanya untuk kendaraan roda empat saja. Sedangkan roda dua atau motor tidak perlu untuk mendaftar.
"Saat ini kita belum daftarkan, kita tunggu Perpres (Revisi Perpres 191/2014) bunyinya apa," terang Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/6/2022).
Irto menjelaskan bahwa pada tanggal 1 Juli 2022 pihaknya baru mengadakan pendaftaran ke website MyPertamina melalui subsiditepat.mypertamina. Sehingga pembelian BBM masih seperti biasanya.
"Pendaftaran untuk siapa? untuk pendaftaran saat ini kita buka untuk kendaraan roda empat dan tolong tekankan lagi 1 Juli besok baru mulai pendaftaran registrasi," ujarnya.
Selain itu, menurut dia pengguna juga tidak perlu mendownload aplikasi MyPertamina untuk pembayaran. Pasalnya masyarakat yang ingin membeli BBM bisa melakukan pembayaran melalui aplikasi maupun secara tunai.
Pemerintah sendiri sedang menggodok kriteria siapa kendaraan yang berhak meminum BBM Pertalite dan Solar Subsidi melalui Revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Adapun pengguna yang sudah melakukan pendaftaran kendaraan dan identitasnya kemudian akan mendapatkan notifikasi melalui email yang didaftarkan. Pengguna terdaftar akan mendapatkan QR code khusus yang menunjukkan bahwa data mereka telah cocok dan dapat membeli Pertalite dan Solar di SPBU.
"Ketika kita mencocokkan data ini kalau sudah sesuai maka user atau pendaftar tadi akan tergolong sebagai masyarakat yang terdaftar menerima BBM bersubsidi. itu dulu untuk pendaftaran. Jadi setelah menerima QR code yang bersangkutan bisa datang membeli BBM subsidi," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Salah Kaprah MyPertamina, YLKI: Komunikasi Pemerintah Kurang!
