
Jelang Iduladha, Daging Sapi di DKI Jadi Salah Satu Termahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu pekan jelang IdulAdha, harga daging sapi terpantau melonjak, baik daging sapi kualitas I maupun daging sapi kualitas II kompak mengalami kenaikan harga. Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan hari raya Iduladha 1443 H jatuh pada hari Minggu, 10 Juli 2022.
Mengacu ke Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga daging sapi kualitas I terjadi kenaikan harga dari Rp 137.600 per kg pada 29 Juni menjadi Rp 137.700 per kg.
Provinsi dengan harga termahal adalah Kepulauan Bangka Belitung dengan Rp 155.000 per kg, kemudian Kalimantan Tengah dengan Rp 153.150 per kg. DKI Jakarta juga menjadi provinsi di deretan harga daging sapi mahal tepatnya di posisi ketiga, yakni Rp 152.500/Kg.
Sedangkan daging sapi kualitas II secara nasional juga terjadi kenaikan harga, yakni dari Rp 128.150 per kg pada 29 Juni menjadi Rp 128.200 satu hari setelahnya.
Wilayah dengan harga daging sapi termahal adalah Kalimantan Tengah dengan Rp 148.150/Kg, kemudian Sumatera Barat di angka Rp 145.000 per kg. DKI Jakarta juga masuk ke dalam lima besar provinsi dengan harga daging sapi termahal dengan harga Rp 140.850 per kg.
Kenaikan harga daging sapi tidak lepas dari fenomena penyakit mulut dan kuku (PMK) belakangan ini. Banyak sapi yang menjadi korban, sementara permintaan meningkat, akibatnya harga pun ikut terkerek naik.
Siagapmk.id mencatat, per hari Kamis (30/6/2022 pukul 15.34 WIB), jumlah daerah sebaran PMK sudah menjangkau 19 provinsi dan 222 kabupaten/ kota. Atau, bertambah 1 kabupaten/kota yang kini terjangkit virus PMK dari posisi Rabu (29/6/2022).
Tercatat, sebanyak 298.366 ekor ternak dilaporkan sakit. Dimana 98.837 ekor diantaranya dilaporkan sembuh, 2.603 ekor dipotong bersyarat, dan 195.152 ekor belum sembuh. Dimana, ada 1.774 ekor dilaporkan mati.
Hanya saja, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro mengatakan, data pemerintah tersebut tidak menggambarkan kondisi di lapangan.
"Soal data sulit, karena data resmi yang dirilis pemerintah setiap hari itu saya yakin nggak ada seperlima dari kondisi riil di lapangan," kata Nanang dalam diskusi virtual, Kamis (30/6/2022).
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Lockdown PMK, Harga Daging Sapi Bakal Anjlok?