Internasional

Kasus Meroket 11.000, Singapura "Gagal" Damai dengan Covid?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 30/06/2022 09:31 WIB
Foto: The Straits Times

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 di Singapura kembali meningkat. Selasa, negeri itu mencatat 11.504 kasus baru dengan 10.732 lokal dan 772 impor, disertai satu kasus kematian.

Kasus memang mengalami penurunan sedikit Rabu. Dalam laporan Kamis (30/6/2022), Negeri Singa mencatat 9.392 kasus baru kemarin di mana ada 8.789 kasus lokal dan 603 impor, disertai satu kematian.

Sebelumnya, pada Juni 2021 lalu, Singapura sempat mengumumkan akan 'berdamai' dengan Covid-19. Dalam proses itu, pemerintah Singapura akan menganggap Covid-19 seperti infeksi flu biasa dan infeksi yang difokuskan pemerintah hanyalah infeksi gejala parah.


Lalu dengan ini apakah negara kota tersebut akan memperketat aturan?

Peningkatan kasus sebenarnya sudah diprediksi sejak awal bulan. Selain penurunan antibodi vaksin Covid-19 yang diberikan, kenaikan juga terjadi karena subvarian BA.4 dan BA.5 yang kini mewabah di Singapura.

Subvarian BA.5 sendiri diperkirakan berkontribusi pada 40% dari semua kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir. Namun Departemen Kesehatan setempat menegaskan data menunjukkan gejala tidak lebih parah dibanding Omicron sebelumnya.

Kedatangan gelombang baru ini juga lebih cepat dari perkiraan pemerintah. Singapura awalnya memprediksi kenaikan akan terlihat di Juli dan Agustus. Banyaknya warga yang pergi berlibur ke luar negeri menjadi penyebab. Singapura tengah berada di masa liburan sekolah bulan ini.

"Saya sebelumnya telah mengatakan bahwa gelombang berikutnya mungkin terjadi sekitar Juli atau Agustus," kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung, berbicara kepada surat kabar berbahasa China, Lianhe Zaobao, dikutip Strait Times.

"Tetapi sekarang di sini sedikit lebih awal, pada akhir Juni. Mungkin karena liburan Juni."

Meski begitu, pemerintah optimis gelombang ini tidak akan lebih buruk daripada yang terjadi pada Februari 2022, yang disebabkan oleh subvarian BA.2 Omicron. Namun otoritas akan terus memantau situasi dan penting untuk memastikan rumah sakit mendapat dukungan yang cukup.

Wakil Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, juga mengatakan demikian. Menurutnya, meski lebih mudah menular, tingkat keparahan infeksi yang terkait dengan subvarian ini tampaknya serupa dengan jenis Omicron sebelumnya.

"Kita harus memperkirakan kasus akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang. Untungnya, tidak ada bukti peningkatan keparahan dengan subvarian ini dan situasi rawat inap secara keseluruhan tetap stabil," katanya dikutip Channel News Asia (CNA).

"Jadi, untuk saat ini, penilaian kami adalah bahwa kami akan mampu melewati gelombang ini berdasarkan situasi kami saat ini. Dengan kata lain, kami tidak perlu memperketat langkah-langkah manajemen yang aman pada tahap ini," tambah ketua bersama gugus tugas multi-kementerian untuk Covid-19 itu.

"Yang penting, tentu saja, kita semua harus terus melakukan bagian kita untuk melewati gelombang ini dengan aman. Vaksinasi dan booster tetap sangat efektif dan menawarkan perlindungan yang baik terhadap subvarian Omicron ini. Faktanya, bagi kebanyakan orang, Anda perlu melakukan setidaknya tiga suntikan vaksin," tegasnya.

Melansir Worldometers, kasus aktif Covid-19 Singapura saat ini mencapai 97.607 dengan sembilan serius. Namun kemarin, ada tambahan 5.169 orang sembuh, menjadikan total kasus pulih 1.335.545.

Singapura sendiri mencatat total 1.434.563 kasus sejak pandemi mewabah di 2020. Di mana total kematian sebanyak 1.411 jiwa.




Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan