BBM Subsidi Dinikmati si Kaya, Jatah Orang Miskin Berkurang

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
29 June 2022 14:40
Kantor Pos Tengerang mencatat ada sekitar 191.433 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kota Tangerang yang telah menerima bantuan sosial (bansos) berupa beras.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kantor Pos Tengerang mencatat ada sekitar 191.433 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kota Tangerang yang telah menerima bantuan sosial (bansos) berupa beras. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Subsidi energi yang telah digelontorkan pemerintah hingga Rp 520 triliun tahun ini, ternyata dinikmati oleh masyarakat golongan mampu. Mekanisme penyaluran subsidi energi harus segera diperbaiki.

Ekonom Senior, Faisal Basri, menilai pemerintah harus segera melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite maupun solar bersubsidi. Karena harga jual untuk kedua produk BBM tersebut saat ini sudah tidak sesuai dengan nilai keekonomian yang ada.

Faisal menilai, jika pasar dalam negeri tidak merespons kenaikan harga BBM, maka perpindahan dari pengguna Pertamax ke BBM jenis RON 90 atau Pertalite tak bisa dihindari. Begitu pula seperti yang terjadi dengan solar non subsidi ke solar subsidi.

"Jadi intinya, beban negara sebetulnya beban rakyat juga. Kalau semakin banyak dialokasikan ke pemilik kendaraan yang notabene bukan orang miskin, maka subsidi untuk orang miskin berkurang," jelas Faisal kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (29/6/2022).

Oleh sebab itu, Faisal mendorong pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM yang harga jualnya saat ini jauh di bawah nilai keekonomian. Dengan catatan pemerintah menyiapkan bantalan sosial terhadap masyarakat yang kurang mampu.

"Tinggal kita atur bagaimana ongkos transportasi itu nggak meningkat, jadi subsidi solarnya dikurangi tapi relatif misalnya untuk transportasi barang bisa kita atur lebih rileks, kenaikannya nggak besar," ujarnya.

BKF Kemenkeu (Dok. BKF Kemenkeu)Foto: BKF Kemenkeu (Dok. BKF Kemenkeu)
BKF Kemenkeu (Dok. BKF Kemenkeu)

Bank Dunia juga merekomendasikan hal serupa. Pemerintah diminta menghapus subsidi energi guna memperbesar alokasi anggaran untuk bantuan sosial (bansos) ke rakyat miskin yang lebih tepat sasaran.

Penghentian subsidi energi, menurut Bank Dunia dapat menghemat 1% produk domestik bruto (PDB). Penghematan dapat dialihkan menjadi tambahan bansos sebesar 0,5% PDB untuk bantalan ekonomi kelompok rumah tangga bawah.

Pun, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian, Febrio Nathan Kacaribu mengaku, saat ini subsidi energi turut dinikmati oleh masyarakat golongan mampu.

Febrio menjelaskan, hanya 23,3% penggunaan LPG 3 kilogram (kg) oleh masyarakat golongan miskin, sementara sisanya 57,9% merupakan orang golongan mampu.

Sementara berdasarkan materi rapat kerja antara Kementerian Keuangan dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR pekan lalu, 60% masyarakat golongan mampu menikmati hampir 80% dari total konsumsi BBM bersubsidi atau 33,3 liter per rumah tangga per bulan.

Sisanya, yaitu 40% masyarakat golongan miskin hanya menikmati konsumsi BBM bersubsidi sebanyak 17,1 liter per rumah tangga per bulan.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Habiskan Rp146,9 T untuk Belanja Subsidi per Juli 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular