Internasional

Perang Kian Ngeri! Rusia Ancam NATO PD3, Ukraina Harus Nyerah

sef, CNBC Indonesia
29 June 2022 08:01
Ibu Kota Ukraina, Kiev, dibombardir serangan rudal Rusia untuk pertama kalinya setelah tiga minggu dalam kondisi tenang. Satu warga sipil dilaporkan tewas dan 6 orang lainnya terluka. (SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images)
Foto: Ibu Kota Ukraina, Kiev, dibombardir serangan rudal Rusia untuk pertama kalinya setelah tiga minggu dalam kondisi tenang. Satu warga sipil dilaporkan tewas dan 6 orang lainnya terluka. (SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia Ukraina masih terus bergulir. Di hari ke 126 ini, berikut beberapa peristiwa dan kejadian terkait perang terjadi.

Berikut dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu (29/6/2022).

Perang Dunia 3

Ancaman Perang Dunia 3 (PD3) diberikan Rusia ke NATO, Senin. Hal itu terkait wilayah Ukraina yang dianeksasi Kremlin sejak 2014, Krimea.

"Bagi kami, Krimea adalah bagian dari Rusia. Dan itu berarti selamanya. Setiap upaya untuk melanggar batas Krimea adalah deklarasi perang terhadap negara kami," tegas Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev, dikutip Reuters melansir situs berita Argumenty i Fakty.

"Dan jika ini dilakukan oleh negara anggota NATO, ini berarti konflik dengan seluruh aliansi Atlantik Utara; Perang Dunia Ketiga. Sebuah bencana total," tambahnya.

Turki Terima Finlandia dan Swedia di NATO

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan mengejutkan. Turki yang selama ini menolak bergabungnya Finlandia dan Swedia kini menyetujui kehadiran kedua negara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencabut penentangannya terhadap Swedia dan Finlandia, Selasa. Ini setelah pembicaraan genting dengan para pemimpin kedua negara Nordik di KTT NATO di Madrid, Spanyol.

Turki pada dasarnya dapat memveto Finlandia dan Swedia. Karena di NATO, ada aturan bahwa semua anggota harus setuju untuk menerima anggota baru.

"Ankara telah mendapatkan apa yang diinginkannya," kata kantor kepresidenan Turki, dimuat AFP, Rabu.

"Turki telah membuat keuntungan yang signifikan dalam perang melawan organisasi teroris," tegas pemerintah Erdogan lagi merujuk kelompok Kurdi yang diklaim didukung Finlandia dan Swedia, yang jadi alasan penolakan.

G7 Akan "Miskinkan Rusia"

Kelompok Tujuh (G7), bersumpah untuk membuat Rusia membayar serangan ke Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, menekankan bahwa Presiden Vladimir Putin tidak boleh dibiarkan menang.

"G7 bersatu dalam mendukung Ukraina," Kanselir Jerman Olaf Scholz pada konferensi pers di akhir pertemuan puncak tiga hari kelompok negara maju itu.

"Kami akan terus menjaga dan menaikkan biaya ekonomi dan politik dari perang ini untuk Presiden Putin dan rezimnya."

Dalam pernyataan berbeda, sumber pejabat AS mengatakan para pemimpin G7 setuju untuk menerapkan batas atas pada harga minyak Rusia. Ini diyakini bisa "memiskinkan" Rusia karena memotong pendapatan Kremlin.

Jokowi Sebut Putin tak ke G20 Bali

Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan bahwa Ketua G20, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), telah "mengesampingkan" kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT tersebut November di Bali.

Putin, tegasnya, tak akan datang langsung ke pertemuan puncak negara-negara tersebut.

"Presiden Widodo mengesampingkannya," kata Draghi kepada wartawan di akhir KTT G7 dua hari di Jerman, di mana Jokowi diundang sebagai tamu, Selasa, dimuat AFP.

"Dia khusus. Dia (Putin) tidak akan datang (langsung) ... Apa yang mungkin terjadi adalah partisipasi jarak jauh, kita lihat saja nanti," tambah Draghi.

Negara-negara G20 menyumbang sekitar 80% dari total output ekonomi dunia. Sedangkan G7 menyumbang sekitar 31%.

Putin bergabung dengan KTT G20 tahun lalu di Roma Oktober lalu melalui konferensi video. Ini karena krisis virus corona.

"Ukraina Harus Menyerah"

Rusia dalam pernyataan terbarunya mendesak Kyiv untuk memerintahkan pasukannya meletakkan senjata. Pemerintah Putin mengatakan ini menjadi syarat agar perang bisa segera dihentikan.

"Pihak Ukraina dapat menghentikan segalanya sebelum akhir hari ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Selasa.

"Perintah agar unit-unit nasionalis meletakkan senjata mereka diperlukan."

Korban Serangan Rudal Rusia di Mal Ukraina Makin Banyak

Para pejabat Ukraina mengatakan sedikitnya 18 orang tewas dan 59 terluka dalam serangan rudal Rusia di sebuah pusat perbelanjaan di Ukraina Tengah, Senin. Korban diyakini akan makin bertambah mengingat rudal meluncur dari bomber Rusia di jam sibuk warga.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia harus dicap sebagai "negara sponsor terorisme" setelah serangan itu. Negara G7 juga menyebutnya sebagai kejahatan perang.

Meski demikian, militer Rusia mengatakan target serangan itu sebenarnya adalah gudang senjata. Namun ledakan yang dihasilkan memicu kebakaran di pusat perbelanjaan, yang diklaim sebenarnya sudah ditutup pada saat serangan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara NATO Ini Ungkap 'Syarat' Pecahnya Perang Dunia 3

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular