
Ini Provinsi dengan Kasus Covid-19 Terbanyak, Perlu Waspada?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih melaporkan temuan kasus Covid-19 yang baru, dengan kecenderungan melandai di akhir pekan.
Namun, kewaspadaan akan protokol kesehatan patut untuk dijaga menyusul masih adanya peningkatan kasus di 10 provinsi di Indonesia.
Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, kasus konfirmasi harian Covid-19 di Indonesia pada Minggu (26/6), ada tambahan kasus terkonfirmasi sebanyak 1.726 atau menurun dari kemarin sebanyak 1.831 kasus.
Dari angka tersebut, tiga provinsi menjadi penyumbang utama yakni DKI Jakarta yang mencatatkan 1.055 kasus baru. Jawa Barat dan Banten menyusul dengan total kasus ratusan, yakni 262 dan 223 kasus.
Namun demikian, ketiganya juga menyumbang angka kesembuhan tertinggi, masing-masing sebanyak 691, 99, dan 248 kasus yang sembuh. Korban jiwa tercatat hanya tiga, masing-masing di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Sumatera Selatan.
Jika dibandingkan dengan angka kasus konfirmasi baru pada Minggu sepekan lalu yang sebanyak 1.167 kasus, maka dalam sepekan ini terhitung masih ada lompatan kasus sebanyak 47,9%.
Namun berdasarkan angka statistik tersebut, terlihat bahwa kasus Covid-19 yang baru tidak memicu fatalitas yang membahayakan meski penyebaran masih terjadi. Mengacu pada jumlah kasus baru dan kematian baru, maka rasio kematiannya (fatality rate) hanya 0,16%.
Secara akumulatif sejak pagebluk menimpa pada 2020, total ada 6.080.451 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia. Dari situ, angka kesembuhan mencapai 5.909.128, dan korban jiwa sebanyak 156.717 orang. Secara total, rasio kematian Covid-19 di Indonesia di angka 2,58%.
Angka itu memang lebih buruk dari total rasio kematian Covid-19 secara global yang hanya 1,16% (sebanyak 6,35 juta kematian dari 548,76 juta kasus). Namun jika dibandingkan dengan pandemi sebelumnya, rasio kematian Covid-19 ini tergolong paling rendah.
Sebagai perbandingan, rasio kematian akibat wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) mencapai 9,6%, MERS (Middle East Respiratory Syndrome) sebanyak 34% dan Ebola mencapai 50%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak