Di Sri Lanka, keluarga Rajapaksa telah memonopoli politik di negara kepulauan itu selama beberapa dekade. Bahkan sekarang, Presiden Gotabaya Rajapaksa masih memegang kekuasaan, meskipun dinasti keluarga di sekitarnya telah runtuh di tengah protes sejak April. Para ahli mengatakan krisis saat ini di kedua negara adalah akibat mereka sendiri, termasuk tingkat utang luar negeri yang tinggi dan sedikit investasi dalam pembangunan. Sri Lanka, dengan ekonomi yang masih rapuh setelah pemboman Paskah 2019, Gotabaya mendorong pemotongan pajak terbesar dalam sejarah negara itu. Itu memicu reaksi cepat, dengan kreditur menurunkan peringkat negara, menghalanginya untuk meminjam lebih banyak uang karena cadangan devisa menukik. (AP Photo/Eranga Jayawardena, File)