Miris Pengusaha! Harga Tiket Pesawat 'Meledak' Tunda Liburan

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Rabu, 22/06/2022 17:35 WIB
Foto: Karyawan menawarkan paket wisata liburan kepada pengunjung di kantor Panorama JTB, Tomang, Jakarta, Selasa (21/6/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha agen perjalanan menjerit akibat terkena dampak mahalnya harga tiket pesawat domestik maupun luar negeri. Khususnya dari segi permintaan yang menurun.

Head of Leisure Panorama JTB Andini Tirtawisata menjelaskan, imbas tiket mahal, ada calon pelanggan yang memutuskan untuk menunda liburannya menunggu harga tiket pesawat yang lebih murah.

"Tentunya ada pengaruhnya. ada pelanggan yang ingin tetap pergi dengan kondisi seperti ini, karena mungkin sudah terlalu lama tertunda rencana liburannya selama 2 tahun (pandemi), namun ada juga pelanggan yang memutuskan untuk menunda liburan sambil menunggu harga sudah lebih stabil," kata Head of Leisure Panorama JTB, Andini Tirtawisata, kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/6/2022).


Menurut Andini mahalnya harga tiket pesawat terjadi untuk rute dalam negeri maupun luar negeri. Meski tidak spesifik mana saja rute yang mengalami lonjakan signifikan.

"Per destinasi cukup bervariasi kenaikan harganya," katanya.

Dimana kenaikan harga tiket disebabkan naiknya biaya bahan bakar pesawat atau avtur. Seperti contohnya saat ini mengutip salah satu platform penjualan harga tiket pesawat untuk terbang ke Bali pada tanggal (25/6/2022) dibanderol dengan harga Rp 1,5 - 1,8 juta, padahal sebelumnya hanya ditebus dengan ratusan ribu.

Adapun menurut Andini destinasi pariwisata yang populer saat ini mulai dari Labuan Bajo, Pulau Komodo, Bali, Yogyakarta, dan Medan. Sementara untuk ke luar negeri seperti Turki, Dubai, Eropa, Korea, Jepang dan Australia.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Nasib Bisnis Pariwisata Hadapi Masalah Infrastruktur-Efisiensi