Deretan Senjata 'Mengerikan' Putin yang Dipakai Perangi Barat
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina telah membuat panas peta geopolitik dunia. Pasalnya, negara-negara Barat dan sekutu yang merupakan rival Moskow memberikan dukungannya bagi Ukraina dan menjatuhkan banyak sanksi ekonomi bagi Rusia.
Hal ini pun membuat negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu pun mengambil manuver-manuver. Tak hanya kepada Ukraina, langkah Putin ini juga mulai menyasar negara-negara Barat yang menurutnya menunjukan sikap 'tak bersahabat'.
Berikut beberapa 'senjata' yang saat ini diarahkan Putin kepada negara-negara Barat sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (22/6/2022):
1. Energi
Rusia saat ini mulai memotong pasokan gasnya ke Eropa. Hal ini membuat negara-negara Benua Biru berteriak karena mengandalkan kebutuhan energinya itu dari Moskow.
Terbaru, Swedia dan Denmark mengikuti Prancis, Italia, dan Austria sebagai negara-negara yang mendapatkan pemotongan gas Rusia. Rusia berdalih bahwa pemotongan itu dilakukan akibat adanya gangguan teknis pada pipa Nord Stream 1.
Namun penjelasan ini tidak dapat diterima begitu saja oleh Eropa. Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi menyebut hal itu merupakan kebohongan. Pasalnya, beberapa negara Eropa termasuk Italia sedang bersitegang dengan Moskow terkait serangannya ke Ukraina.
"Kami diberitahu, bersifat teknis. Kami dan Jerman dan lainnya percaya bahwa ini adalah kebohongan," ujarnya setelah berkunjung ke Ukraina.
Sementara itu, selain akibat pemotongan teknis, Rusia juga mulai benar-benar memotong suplai gasnya ke negara-negara seperti Bulgaria dan Polandia. Pasalnya, negara-negara itu menolak permintaan Rusia yang menginginkan agar gasnya dibayar dengan Rubel.
Permintaan Rusia mengenai pembayaran dengan Rubel sendiri diakibatkan oleh terputusnya negara itu dari akses devisa. Sebelum serangan ke Ukraina, negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu seringkali mendapatkan pembayaran gas dalam mata uang asing seperti Euro.
2. Tahan ekspor pangan
Rusia dilaporkan telah melakukan blokade di depan Pelabuhan Odessa, Ukraina. Hal ini menahan kegiatan ekspor pangan biji-bijian yang merupakan primadona bagi Kyiv.
Hal ini membuat dunia mulai buka suara soal krisis pangan. Pasalnya stok biji-bijian seperti gandum dari Ukraina sangatlah dibutuhkan bagi beberapa negara, utamanya Timur Tengah dan Eropa.
Pemerintah negara Barat sendiri menuduh bahwa Moskow menggunakan blokade ini untuk menjadikan pangan sebagai senjata untuk membuat negara-negara dunia tunduk.
Inggris, misalnya, bahkan menyebut bahwa akan ada ratusan ribu orang yang dapat mengalami kelaparan hebat akibat aksi Moskow ini yang telah menimbulkan kelangkaan dan kenaikan harga pangan global.
"Konsekuensi dari agresi Rusia berdampak paling buruk kepada mereka yang paling miskin," ujar pernyataan Kedutaan Inggris di Jakarta dalam Instastory akun Instagram resminya.
3. Tutup jalur penerbangan
Rusia juga telah menutup jalur penerbangan bagi pesawat-pesawat negara-negara Barat dan sekutu seperti Amerika Serikat (AS), negara Eropa, dan Jepang. Hal ini merupakan langkah balasan dari Negeri Beruang Putih itu yang mendapatkan larangan terbang di beberapa negara itu.
Hal ini pun mulai berdampak pada maskapai penerbangan dunia, khususnya yang melayani rute Asia Timur ke Eropa. Bahkan, maskapai yang berada di rute ini harus mengubah rutenya dari yang sebelumnya melalui Rusia berganti melewati Alaska, Kutub Utara, dan Samudera Atlantik atau melalui Asia Tengah.
(luc/luc)