Butuh Anggaran Rp 18 T Biar Listrik Pelosok Rata 100%

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
21 June 2022 12:55
Sanggau, 20 Mei 2019 - Listrik mempunyai peran penting dalam pengembangan suatu daerah.
Pendidikan menjadi lebih layak, kesehatan menjadi lebih baik, bahkan kemampuan dan kondisi ekonomi suatu daerah juga dipengaruhi oleh ketersediaan kehandalan listrik. Untuk itu, PLN terus berupaya membangun infrastruktur ketenagalistrikan hingga pelosok nusantara melalui Program Listrik Desa. 

Hari ini (20/5) di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, PLN baru saja melakukan groundbreaking atau penancapan tiang pertama sebagai simbol dimulainya pembangunan Program Listrik Desa se-Provinsi Kalimantan Barat pada 2019. Acara ini diresmikan Bupati Sanggau Paolus Hadi, S.IP, M.Si bersama General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat Agung Murdifi.  (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)
Foto: Groundbreaking Pembangunan Listrik Pedesaan se-Provinsi Kalimantan Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) membeberkan setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 18 triliun untuk dapat menuntaskan target rasio elektrifikasi 100%.

Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi menjelaskan bahwa pengajuan PMN yang lebih besar dua kali lipat dibandingkan tahun lalu lantaran perusahaan ingin mengejar target rasio elektrifikasi 100%. Pasalnya, untuk mencapai target tersebut, anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 18 triliun.

"Tahun lalu kita dapatkan (PMN) Rp 5 triliun, kita tahun ini usulkan Rp 10 triliun karena kita ingin percepat pemerataan kelistrikan tadi. Dari perhitungan kami untuk melistriki 100% dibutuhkan Rp 18 triliun," kata dia dalam Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (20/6/2022).

Adapun dengan melihat batasan kemampuan keuangan negara saat ini, maka alokasi PMN guna mengejar target rasio elektrifikasi baru terpenuhi di tahun 2024 yakni dengan adanya penambahan PMN kembali sebesar Rp 8 triliun. Sehingga dia optimistis target tersebut akan tercapai pada 2024.

Evy merinci dari dana PMN Rp 10 triliun tersebut, sebesar Rp 1,7 triliun dialokasikan untuk pembangkit EBT yang mensupport desa. Kemudian Rp 1,8 triliun untuk pembangunan transmisi dan distribusi untuk menyalurkan di desa tersebut, Rp 4,5 triliun untuk jaringan distribusi.

Sementara untuk regional Jawa Madura Bali sebesar Rp 2 triliun yang digunakan untuk menggantikan suplai listrik yang selama ini disediakan mandiri oleh masyarakat dan digantikan dengan suplai listrik perusahaan.

Kemudian Regional Sumatera Kalimantan sebesar Rp 4,5 triliun untuk membangun infrastruktur pembangkitan dengan sumber daya setempat berupa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan pembangunan Transmisi untuk menghubungkan kelistrikan di daerah daerah terpencil.

Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara sebesar Rp 3,5 triliun diperuntukkan untuk membangun infrastruktur pembangkitan dengan sumber daya setempat berupa PLTM, PLTA, PLTMG, dan PLTG, juga membangun transmisi dalam rangka menghubungkan kelistrikan di daerah daerah terpencil.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wih! Kalau Tidak Rugi Kurs, PLN Bisa Cetak Laba Rp 34 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular