
Top! PLN Sudah Hemat Rp 37 T Gegara Renegosiasi Kontrak

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya melakukan berbagai efisiensi di tengah pasokan listrik yang masih berlebih. Salah satunya seperti penundaan jadwal operasi atau Commercial Operation Date (COD) sejumlah pembangkit listrik dengan perusahaan listrik swasta alias Independent Power Producer (IPP).
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi menjelaskan bahwa dari 34 pembangkit yang sudah Power Purchase Agreement (PPA), setidaknya 17 pembangkit berhasil direnegosiasi untuk dimundurkan jadwal operasinya. Adapun dari hasil renegosiasi tersebut nilai efisiensi yang didapat perusahaan mencapai Rp 37,21 triliun.
"Kita sudah lakukan negosiasi berupa pemunduran jadwal COD, karena sesuaikan dengan demand yang ada. Di sisi lain kita mengurangi apa yang kita namakan take or pay 80% jadi 70%. Target efisiensi Rp 61 triliun. Saat ini sudah Rp 37,21 triliun hasil renegosiasi 17 PPA dari 34 PPA," kata Evy dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (20/6/2022).
Untuk diketahui, renegosiasi kontrak dengan perusahaan listrik swasta menjadi salah satu upaya yang terus dilakukan PLN dalam rangka mengatasai persoalan kelebihan pasokan.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa sepanjang 2021 ini perusahaan terus melakukan berbagai efisiensi, salah satunya dengan renegosiasi kontrak sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Terutama di tengah konsumsi listrik yang menurun dan pasokan listrik yang berlebih.
"Kami sudah melakukan renegosiasi kontrak yang tadi kami sudah hadapi over supply yang masuk di tahun 2021 kami mampu kapitalisasi sekitar Rp 37 triliun pengurangan beban take or pay kami," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (13/6/2022).
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa PLN mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 13,1 triliun di tahun 2021. Laba tersebut merupakan laba terbesar sepanjang sejarah yang dicatatkan PLN .
Di saat yang bersamaan, perusahaan juga mampu meningkatkan pertumbuhan permintaan listrik selama pandemi covid-19 dalam dua tahun belakangan ini. Adapun selama pandemi, PLN juga mampu mengurangi percepatan pelunasan utang sebesar Rp 62,5 triliun selama periode 2020 dan 2021.
"Bahkan kami belum juga melakukan mengambil dari penambahan utang dari global bond dari bulan Mei 2020 sampai sekarang karena kami betul betul jaga cash flow kami dan mengurangi utang untuk itu kinerja keuangan kami bisa mengumumkan mencatatkan rekor laba yang terbesar dalam sejarah PLN," kata Darmawan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jos! PLN Hemat Rp 34 Triliun Dari Renegosiasi Kontrak Listrik