Internasional

Heboh Pemerintahan Israel Bubar, Orang Ini Jadi PM Baru

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 June 2022 10:20
Chairman of the Yesh Atid Party, Yair Lapid, delivers a statement to the press in the Knesset, the Israeli Parliament, in Jerusalem, on Monday, May 31, 2021. (Debbie Hill/Pool via AP)
Foto: Yair Lapid (Debbie Hill/Pool via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel telah memasuki proses pembubaran parlemen dengan pemungutan suara yang dijadwalkan dilakukan pekan depan. Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett pun digantikan oleh Menteri Luar Negeri Israel saat ini, Yair Lapid.

Adapun, pemungutan suara tersebut akan menjadi yang kelima dalam 3 tahun terakhir. Hal itu sekaligus menandai rapuhnya koalisi Bennett dalam pemerintahan Israel yang hanya berlangsung selama 1 tahun.

Adapun, Lapid yang juga seorang mantan jurnalis dan mengepalai partai terbesar dalam koalisi, akan menjabat sebagai PM sementara sampai pemilihan baru dapat diadakan.

"Kami berdiri di hadapan Anda hari ini di saat yang tidak mudah, tetapi dengan pemahaman, kami membuat keputusan yang tepat untuk Israel," kata Bennett dalam pernyataan yang disiarkan televisi saat dia berdiri di samping Lapid, dikutip Reuters, Selasa (21/6/2022).

Menurut juru bicara Bennett, Lapid akan langsung mengambil alih jabatan PM secara definitif setelah pemungutan suara dilakukan.

Mengutip Al Jazeera, Lapid dan Bennett pada Juni 2021 membentuk koalisi setelah dua tahun kebuntuan politik. Koalisi ini juga akhirnya berhasil menumbangkan rezim Benjamin Netanyahu.

Walau begitu, koalisi yang digagas oleh Bennett ini sendiri sebenarnya mulai rapuh sejak awal. Pasalnya, koalisi ini diisi oleh partai politik dengan spektrum pemikiran yang berbeda yakni sayap kanan, liberal, dan Arab.

Salah satu isu yang cukup santer memecah koalisi ini adalah terkait Palestina dan pendudukan wilayah Tepi Barat. Partai koalisi terutama partai dengan latar belakang Arab menentang hal ini.

Namun dibalik kerapuhannya, koalisi tersebut membuat serangkaian pencapaian diantaranya terkait dengan meloloskan anggaran nasional pertama serta menavigasi beberapa wabah Covid-19 tanpa melakukan penguncian.

Sementara itu, dengan diadakannya pemilu kembali, Netanyahu pun mulai percaya diri dapat merebut kursi PM. Pasalnya, beberapa survei menyebut partainya, Likud, akan menjadi partai terbesar di negara itu.

"Saya pikir angin telah berubah. Saya merasakannya," kata Netanyahu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Bombardir Suriah, 9 Orang Dinyatakan Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular