Internasional
India Rusuh (Lagi)! Kali Ini Bukan Soal Agama

Jakarta, CNBC Indonesia - India kembali mengalami kerusuhan. Kali ini polisi di India utara melepaskan tembakan ke udara untung menghentikan massa yang melempar batu saat terjadinya protes terhadap sistem rekrutmen militer baru, Kamis (16/6/2022).
Tidak hanya itu, otoritas juga mematikan internet seluler di setidaknya satu distrik untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut. Departemen informasi Haryana mengatakan internet seluler akan dihentikan sementara di distrik Palwal selama 24 jam ke depan.
Kerusuhan terjadi setelah pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan perombakan rekrutmen untuk 1,38 juta angkatan bersenjata India pekan ini. Tujuannya untuk menurunkan usia rata-rata personel dan mengurangi pengeluaran pensiun.
Tetapi calon rekrutan, veteran militer, pemimpin oposisi dan bahkan beberapa anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa telah mengajukan keberatan atas proses perubahan tersebut.
Di distrik Palwal negara bagian Haryana utara, sekitar 50 km (31 mil) selatan ibu kota New Delhi, orang banyak melemparkan batu ke rumah pejabat pemerintah, sehingga polisi yang melindungi gedung melepaskan tembakan untuk mencegah massa, menurut rekaman video dari kantor berita Asian News International (ANI).
"Ya, kami telah melepaskan beberapa tembakan untuk mengendalikan massa," kata seorang pejabat polisi setempat, yang menolak disebutkan namanya, dilansir Reuters.
Para pengunjuk rasa di negara bagian Bihar, India timur, membakar kantor BJP di kota Nawada, menyerang infrastruktur kereta api dan memblokir jalan. Insiden ini terjadi ketika demonstrasi menyebar di beberapa bagian negara itu, kata pejabat polisi.
Para pengunjuk rasa juga menyerang properti kereta api di Bihar, menurunkan gerbong di setidaknya dua lokasi, merusak rel kereta api dan merusak sebuah stasiun, menurut pejabat dan pernyataan perkeretaapian terkait.
Sistem rekrutmen baru, yang disebut Agnipath atau "jalan api" dalam bahasa Hindi, akan membawa pria dan wanita antara usia 17 ke atas dan 21 tahun untuk masa jabatan empat tahun di peringkat non-perwira, dengan hanya satu seperempat dipertahankan untuk waktu yang lebih lama.
Sebelumnya, tentara telah direkrut oleh tentara, angkatan laut dan angkatan udara secara terpisah dan biasanya memasuki layanan hingga 17 tahun untuk pangkat terendah. Masa jabatan yang lebih pendek ini telah menimbulkan kekhawatiran di antara calon rekrutan.
Varun Gandhi, seorang anggota parlemen BJP dari Uttar Pradesh, dalam sebuah surat kepada menteri pertahanan India Rajnath Singh pada Kamis mengatakan bahwa 75% dari mereka yang direkrut di bawah skema tersebut akan menjadi pengangguran setelah empat tahun bertugas.
"Setiap tahun, jumlah ini akan meningkat," kata Gandhi, menurut salinan surat yang diunggahnya di media sosial.
[Gambas:Video CNBC]
Buntut Kontroversi Islamofobia, Kemenlu Panggil Dubes India
(tfa/luc)