Bikin AS Minder Perang, Segini Jumlah Nuklir Terbaru Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Penelitian terbaru Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mengungkapkan jumlah dan risiko penggunaan senjataan nuklir global diperkirakan akan tumbuh pada tahun-tahun mendatang untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin.
Meski jumlah senjata nuklir turun sedikit antara Januari 2021 dan Januari 2022, SIPRI mengatakan jika tindakan segera diambil oleh negara kekuatan nuklir, persediaan hulu ledak global dapat segera mulai meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
"Semua negara bersenjata nuklir meningkatkan atau meningkatkan persenjataan mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka," ujar Wilfred Wan, Direktur Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI, sebagaimana dilansir Reuters, dikutip Rabu (15/6/2022).
"Ini adalah tren yang sangat mengkhawatirkan," imbuhnya,
Diketahui serangan mendadak Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 dan dukungan Barat untuk Kyiv telah meningkatkan ketegangan di antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.
Tiga hari setelah serangan Moskow ke Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus", Presiden Vladimir Putin dilaporkan menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi.
Putin juga telah memperingatkan konsekuensi yang akan "seperti yang belum pernah Anda lihat sepanjang sejarah Anda" untuk negara-negara yang menghalangi jalan Rusia.
Perlu diketahui, Rusia memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia dengan total 5.977 hulu ledak, sekitar 550 lebih banyak dari Amerika Serikat (AS).
Secara total, baik Rusia dan AS memiliki lebih dari 90% hulu ledak dunia, meskipun SIPRI mengatakan China berada di tengah ekspansi dengan perkiraan lebih dari 300 silo rudal baru.
SIPRI mengatakan jumlah global hulu ledak nuklir turun menjadi 12.705 pada Januari 2022 dari 13.080 pada Januari 2021. Diperkirakan 3.732 hulu ledak dikerahkan dengan rudal dan pesawat, dan sekitar 2.000, hampir semuanya milik Rusia atau AS, disimpan dalam status kesiapan yang tinggi.
Secara rinci, laporan SIPRI tersebut mengungkapkan ada 9 negara memiliki hulu ledak nuklir. Jika diurutkan dari yang terbanyak, Rusia menempati posisi pertama, kemudian disusul AS, China, Prancis, Inggris, Pakistan, India, Israel, dan Korea Utara (Korut).
(tfa/luc)