Internasional

Hubungan China-Amerika Berada di Titik Kritis, Ada Apa?

luc, CNBC Indonesia
13 June 2022 06:41
Bendera China dan Amerika Serikat (AS)
Foto: REUTERS/Carlos Barria/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan China dan Amerika Serikat (AS) yang diketahui tak terlalu akur terus meruncing. Belum selesai 'ribut-ribut' soal serangan Rusia ke Ukraina, kedua negara pun tegang di terkait Taiwan.

Menteri Pertahanan (Menhan) China Wei Fenghe menyatakan bahwa hubungan antara negaranya dan AS perlu untuk diperbaiki kembali. Pasalnya, saat ini hubungan keduanya sudah dalam masa-masa yang kritis.

Dalam sebuah pernyataan, Wei menuturkan AS beberapa kali menebarkan benih-benih perpecahan dengan mengatakan China sebagai penjajah yang mencoba mengambil-alih keamanan negara-negara lainnya.

FILE - In this Dec. 4, 2013, file photo, Chinese President Xi Jinping, right, shakes hands with then U.S. Vice President Joe Biden as they pose for photos at the Great Hall of the People in Beijing. As Americans celebrate or fume over the new president-elect, many in Asia are waking up to the reality of a Joe Biden administration with decidedly mixed feelings. Relief and hopes of economic and environmental revival jostle with needling anxiety and fears of inattention. The two nations are inexorably entwined, economically and politically, even as the U.S. military presence in the Pacific chafes against China’s expanded effort to have its way in what it sees as its natural sphere of influence. (AP Photo/Lintao Zhang, Pool, File)Foto: Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (4/12/2020). (AP/Lintao Zhang)

"Kami meminta pihak AS untuk berhenti mencoreng dan membendung China. Berhenti mencampuri urusan dalam negeri China. Hubungan bilateral tidak dapat membaik kecuali pihak AS dapat melakukan itu," ujar Wei dalam sebuah sesi di forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 yang dilaksanakan di Singapura, akhir pekan lalu.

Wei juga menambahkan dengan membahas bagaimana Washington mencitrakan Beijing yang sedang memberikan bantuan kepada Rusia yang menyerang Ukraina. Ia menyebut hina tidak memberikan dukungan material apapun kepada Rusia.

"Apa akar penyebab krisis ini? Siapa dalang di balik ini? Siapa yang paling dirugikan? Dan siapa yang paling diuntungkan? Siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menambahkan bahan bakar ke api? Saya pikir kita semua tahu jawabannya untuk pertanyaan-pertanyaan ini," katanya

Sebelumnya, Menhan AS Lloyd Austin yang juga hadir dalam forum itu mengatakan telah terjadi peningkatan yang "mengkhawatirkan" dari armada-armada China. Ini salah satunya terjadi di wilayah Taiwan yang diklaim Beijing adalah miliknya.

"Telah terjadi peningkatan yang "mengkhawatirkan" dalam jumlah pertemuan yang tidak aman dan tidak profesional antara pesawat dan kapal China dengan negara-negara lain," paparnya.

Hubungan antara AS dan China sendiri akhir-akhir ini makin memanas akibat beberapa isu yang meliputi kedua negara. Salah satunya adalah Taiwan, dimana Presiden AS Joe Biden pernah mengatakan mungkin akan mengirimkan militernya bila China, yang mengklaim wilayah itu, melakukan invasi layaknya yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Selain itu, terbaru, AS juga bersuara terkait pangkalan militer Ream di Kamboja yang didanai China. Washington mengatakan kemunculan China di wilayah itu dapat mengganggu stabilitas wilayah.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! China Tak Akan Ragu Kobarkan Perang Baru di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular