
Eks Sekjen NATO Ungkap Skenario Tatanan Dunia Baru, Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina diyakini mempercepat pembentukan tatanan dunia baru di mana terdapat dua blok besar yang masing-masing dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan China.
Hal itu diungkapkan mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen dalam KTT Demokrasi di Kopenhagen, Denmark. Menurutnya, negara-negara demokrasi di seluruh dunia harus berdiri bersama melawan negara-negara otokratis.
"Saya pikir kita sedang mendekati tatanan dunia baru, di mana kita melihat dua kubu, kubu otokratis yang dipimpin oleh China, dan kubu demokratis yang dipimpin oleh AS," katanya kepada Newsweek, dikutip Sabtu (11/6/2022).
"Tata dunia baru itu, di dua kubu, akan menjadi perkembangan yang tak terelakkan, fase yang harus kita lalui untuk memberi lebih banyak tekanan dari kubu demokrasi pada para otokrat untuk meyakinkan mereka bahwa kerja sama yang konstruktif lebih baik daripada konfrontasi," imbuhnya.
Menurutnya, negara-negara demokrasi sejatinya mampu bertahan dari ancaman negara-negara otokrasi tersebut. Pasalnya, imbuh Rasmussen, demokrasi mewakili 60% dari ekonomi global.
Pada pertemuan puncak KTT Demokrasi pada pekan ini, Rasmussen dan rekan-rekannya akan meluncurkan dorongan baru untuk apa yang dia sebut "artikel ekonomi 5" di antara negara-negara demokrasi dunia, yang diilhami oleh klausul pertahanan kolektif Pasal 5 NATO.
![]() |
"Kita harus menganggap serangan ekonomi terhadap demokrasi sebagai serangan terhadap kita semua," lanjut Rasmussen. "Ketika China melakukan pemaksaan ekonomi terhadap Australia atau Lithuania, kita harus membantu kedua negara dengan membeli barang-barang mereka, terlibat dalam perjanjian perdagangan bebas, dalam pertukaran teknologi baru, dan lain-lain."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Terjunkan 90.000 Tentara hingga Dekat Rusia, Siap Perang Besar?