
Indonesia Butuh Regulasi Investasi Infrastruktur Digital

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk membangun infrastruktur digital secara merata hingga pelosok, Indonesia dinilai membutuhkan regulasi untuk mengawalnya. Dengan begitu pembangunan bisa dilakukan secara masif dan terarah, terutama di wilayah tertinggal.
Direktur Eksekutif INDEF Taufiq Ahmad mengatakan regulasi khusus untuk infrastruktur digital dibutuhkan karena kesenjangan yang masih tinggi. Dengan begitu pembangunan infrastruktur digital bukan hanya mengandalkan proyek pemerintah, melainkan juga mendorong investasi dari swasta.
"Selain regulasi, pemerintah bisa memberikan dukungan anggaran baik untuk ke pembangunan infrastruktur maupun pendukungnya, karena di digital itu sangat mahal sekali dan butuh waktu yang sangat panjang. Kalau melihat dokumen infrastruktur digital ini masih prioritas yang kesekian dibandingkan yang utama seperti jalan, irigasi dan sebagainya," ujar Taufiq dalam Sofa Talk Series DEWG G20, Jumat (10/6/2022).
Sayangnya, kesenjangan infrastruktur digital dapat berpengaruh besar terhadap berbagai sektor. Misalnya saja sektor pertanian dan pangan yang masih belum sepenuhnya merasakan infrastruktur digital dan membuat kurangnya informasi soal harga pangan terkini.
Hal ini dapat menghambat produsen dan sektor ini untuk berkembang atau menjangkau pasar yang lebih luas. Menurutnya harus ada ruang yang besar bagi para pelaku global agar bisa bermitra dengan pelaku-pelaku dalam negeri dalam penyediaan infrastruktur.
"Pengaturan dan penyediaan pasar terutama untuk pelaku pasar untuk infrastruktur juga harus diatur. Jangan sampai ada dominasi dan sebagainya sehingga pada akhirnya ada pricing policy yang dominan. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan layanan yang cukup baik dengan harga yang kompetitif," kata dia.
Sementara itu, Ketua umum iDEA Bima Laga mengatakan dengan adanya ekonomi digital yang matang dan merata dapat menjadi suatu sumbangsih dan pertumbuhan bagi perekonomian di Indonesia.
"Saat ini, kontribusi ekonomi digital yakni 5% dari PDB di Indonesia, namun dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun lagi yang semuanya sudah mengarah ke digital, saya optimis kontribusi tersebut akan makin besar," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dari Konektivitas Hingga Data, Ini Bahasan Penting DEWG G20