
Kilang LNG Raksasa Tangguh di Papua Bocor, Produksi Disetop!

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa proses produksi di Kilang LNG Tangguh Train 1 saat ini disetop sementara. Hal tersebut terjadi lantaran adanya kebocoran pipa di salah satu fasilitas Kilang LNG Tangguh.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menargetkan bahwa perbaikan di fasilitas Tangguh Train 1 akan berlangsung hingga lima hari ke depan. Adapun potensi kehilangan produksi dari penghentian operasi selama rentan waktu tersebut diperkirakan mencapai 1/2 produksi Tangguh Train 1.
"1/2 untuk 4-5 hari sedang coba kita percepat (operasi kembali)," kata Julius kepadaCNBC Indonesia, Jumat (10/6/2022).
Train 1 sedang kita matikan untuk perbaikan pipa T-spool yang kedapatan bocor halus/crackJulius Wiratno |
Menurut dia BP Berau Ltd, unit usaha BP Indonesia yang mengoperasikan proyek kilang gas alam cair (LNG) Tangguh melaporkan adanya gangguan operasional atau unplanned shutdown di Kilang LNG Tangguh Train 1 yang dimulai sejak dua hari lalu. Oleh sebab itu perusahaan asal Inggris tersebut saat ini tengah menghentikan produksinya.
"Train 1 sedang kita matikan untuk perbaikan pipa T-spool yang kedapatan bocor halus/crack. Semoga segera normal operation kembali," katanya.
Untuk diketahui, proyek Tangguh saat ini terdiri dari dua Train yakni Train 1 dan Train 2 dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta metric tonne per annum (MTPA). BP sendiri saat ini juga tengah proses merampungkan proyek Tangguh Train 3, dengan beroperasinya Train 3 maka kapasitas Tangguh akan meningkat hingga 11,4 juta MTPA.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan bahwa pandemi covid-19 telah mengganggu pengerjaan sejumlah proyek hulu migas, salah satunya yakni proyek gas Tangguh Train III. Proyek ini sebelumnya ditargetkan dapat beroperasi di tahun ini, namun karena adanya pandemi corona membuat proyek ini harus kembali mundur ke 2023.
"Tangguh Train III kita kejar sampai Desember 2022 tetapi memang permasalahan konstruksi di daerah sana dengan Covid-19 membuat kemungkinan akan tergeser di kuartal I-2023," kata Dwi dalam Konferensi Pers - Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2022, Jumat (22/4/2022).
Menurut Dwi, SKK Migas bersama BP Indonesia saat ini terus mengupayakan agar proyek ini dapat berproduksi tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Mengingat keterlambatan dari proyek tersebut sebenarnya terjadi bukan kali ini saja.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Harta Karun' Gas Jumbo, Kilang Arun Aceh Bisa Hidup Lagi
