
Padahal Harga Lagi Tinggi, Investasi Migas RI Kok Masih Loyo?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat capaian investasi minyak dan gas bumi (migas) hingga Mei 2022 telah mencapai US$ 2,29 miliar. Angka ini setidaknya baru mencapai sekitar 13,46% dari target yang dicanangkan pada tahun ini sebesar US$ 17,01 miliar.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyampaikan bahwa lifting minyak hingga Mei 2022 baru mencapai 521,30 ribu barel per hari (BOPD). Sementara, untuk lifting gas capaiannya baru mencapai 919,64 ribu barrel oil equivalent per day (BOEPD).
Sedangkan untuk penerimaan sumber daya migas hingga Mei 2022 yakni telah mencapai Rp 49,65 triliun atau 57,96% dari target yang ditetapkan dalam APBN yakni sebesar Rp 85,95 triliun pada akhir 2022.
"Investasi migas US$ 2,29 miliar atau 13,46% dari target investasi 17,01 miliar," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (8/6/2022).
Seperti diketahui, Kementerian ESDM menargetkan investasi sektor migas pada 2022 sebesar US$ 17 Miliar. Angka ini setidaknya naik 1,13% dibandingkan target 2021 sebesar US$ 16,81 miliar.
Tutuka sebelumnya memerinci bahwa target investasi migas tersebut terdiri dari target investasi hulu sebesar US$ 12,87 miliar dan target investasi hilir sebesar US$ 4,13 miliar.
Adapun investasi hilir nantinya banyak diperuntukkan untuk investasi di sektor pengolahan yang mencapai US$ 3,41 miliar dan sisanya untuk pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Sedangkan untuk sektor hulu, investasi terbesar berasal dari produksi US$ 8,2 miliar, kemudian pengembangan US$ 2,36 miliar dan eksplorasi US$ 1,3 miliar.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbaikan Iklim Investasi Migas Harus Lebih 'Radikal'
