Defisit APBN 2022 Diramal 4% PDB, Utang RI Naiknya Sedikit
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman Mukhlis mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun ini diperkirakan mencapai 4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Helmi menjelaskan, hal ini karena melihat adanya pos-pos belanja tertentu yang memiliki proporsi tertentu, dengan tenggat waktu sudah setengah tahun tampaknya tidak akan banyak yang dibelanjakan.
"Melihat sejarahnya, biasanya item pengeluaran di tengah tahun, memiliki waktu yang singkat untuk membelanjakannya. Jadi, mungkin kami berpikir bahwa mungkin sebagian besar dari pengeluaran yang dianggarkan akan rendah untuk dibelanjakan," ujarnya dalam sebuah webinar yang diselenggarakan oleh Asian Development Bank (ADB) Indonesia, Rabu (8/6/2022).
"Sehingga defisit fiskal diperkirakan lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan terbaru pemerintah," ujar Helmi lagi.
Seperti diketahui, pemerintah memasang target defisit APBN tahun 2022 sebesar Rp 840,2 triliun atau setara 4,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini lebih rendah dari perkiraan defisit sebelumnya yang sebesar Rp 868 triliun atau setara 4,85% dari PDB.
Dengan defisit 4,5% dari PDB, pemerintah memperkirakan ada tambahan pendapatan negara sebesar Rp 420,1 triliun pada tahun ini. Sehingga, outlook pendapatan pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 2.266,2 triliun.
Adapun tambahan pendapatan tersebut, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani juga akan digunakan untuk menjaga perekonomian. Seperti menambah subsidi untuk melindungi rakyat, memberi bantuan sosial, dan melindungi perekonomian.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan terkerek. Lebih lanjut, di balik defisit anggaran yang bisa ditekan ini, juga ada pembengkakan belanja negara. Bendahara negara memperkirakan, belanja negara akan membengkak Rp 392,3 triliun menjadi Rp 3,106.4 triliun.
(cap/mij)