Ingin Batasi Senjata Api, Biden: AS Jadi Ladang Pembantaian
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak Kongres untuk melarang senjata api serbu, memperluas pemeriksaan latar belakang, dan menerapkan langkah-langkah pengendalian senjata lainnya untuk mengatasi serangkaian penembakan massal yang telah melanda Negeri Paman Sam.
Dalam pidato yang disiarkan langsung dari Gedung Putih, Biden bertanya berapa banyak lagi nyawa yang dibutuhkan untuk mengubah undang-undang senjata di Amerika.
"Demi Tuhan, berapa banyak lagi pembantaian yang mau kita terima?" tanya Biden, dikutip Reuters, Jumat (3/6/2022).
Demi Tuhan, berapa banyak lagi pembantaian yang mau kita terima?Joe Biden |
Menurutnya terlalu banyak tempat dan sekolah menjadi ladang pembantaian akibat penyalahgunaan senjata tersebut. Dia menuturkan banyak tempat di AS sudah seperti medan perang.
Biden pun menyerukan sejumlah tindakan yang ditentang oleh Partai Republik di Kongres, termasuk melarang penjualan senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi, atau, jika itu tidak memungkinkan, menaikkan usia minimum untuk membeli senjata menjadi 21 dari 18.
Dia juga mendesak untuk mencabut aturan yang melindungi produsen senjata dari tuntutan atas kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang yang membawa senjata mereka.
"Kita tidak bisa mengecewakan rakyat Amerika lagi," tegas Biden.
Biden mengatakan jika Kongres tidak bertindak, dia yakin orang Amerika akan menjadikan masalah ini sebagai pertimbangan ketika mereka memberikan suara dalam pemilihan paruh waktu November mendatang.
Sementara itu, Asosiasi Senapan Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa proposal Biden akan melanggar hak-hak pemilik senjata yang taat hukum. "Ini bukan solusi nyata, bukan kepemimpinan sejati, dan bukan yang dibutuhkan Amerika," kata pernyataan tersebut.
Seperti diketahui, AS yang memiliki tingkat kematian senjata yang lebih tinggi daripada negara kaya lainnya telah diguncang dalam beberapa pekan terakhir oleh penembakan massal 10 warga kulit hitam di bagian utara New York, 19 anak-anak, dan dua guru di Texas, serta dua dokter, seorang resepsionis, dan pasien di Oklahoma.
Terbaru, penembakan terjadi di wilayah Iowa dan Wisconsin yang menewaskan tiga orang.
(luc/luc)