
Hillary Clinton Sebut Putin 'Halu' dan 'Kepedean'

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan ibu negara Amerika Serikat (AS) yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Hillary Clinton menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah berhalusinasi untuk memperluas kekaisaran Rusia. Hal ini menyusul langkah Kremlin yang meluncurkan serangan ke Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, Clinton menyebut Putin tidak menghargai suara orang Rusia yang mengkritiknya. Ia bahkan mengindikasikan bahwa terjadi kecurangan dalam pemilu Negeri Beruang Merah itu sebelumnya.
"Putin tidak suka kritik, terutama dari perempuan. Putin kemudian menjadi sangat bermusuhan dengan saya dengan beberapa pengecualian," ujarnya dikutip The Guardians, Jumat (3/6/2022).
"Saya telah menyaksikan keyakinannya yang hampir 'mesianis' pada dirinya sendiri dan apa yang ditakdirkan untuknya serta tujuannya memulihkan kekaisaran Rusia saat bekerja dengannya."
Wanita yang pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden AS itu bahkan menyebut tidak kaget saat Putin menyerang Ukraina. Ia justru takjub pada Kyiv yang masih terus membela diri dan menyebut bantuan NATO terhadap negara itu adalah hal yang tepat.
"Kebutuhan (NATO) untuk menjaga institusi yang kita miliki dan mencoba membuatnya lebih efektif untuk masa depan," tambahnya.
Tak hanya soal Ukraina, figur Partai Demokrat itu juga mengarahkan pernyataan ini kepada Mantan Presiden Donald Trump. Clinton mengatakan Putin sangat ingin menjadikan figur Partai Republik itu kembali menjadi presiden AS.
"Seperti yang kita ketahui, terlepas dari upaya untuk mengatakan sebaliknya, dia bekerja sangat keras untuk membuat Trump terpilih melalui segala macam cara."
Rusia memulai serangan yang disebutnya 'operasi militer' di Ukraina pada 24 Februari lalu. Presiden Putin mengatakan adanya operasi ini dilakukan untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di wilayah itu dari kelompok ultranasionalis yang disokong Kyiv.
Selain itu, Moskow ingin memaksa Ukraina untuk tidak bergabung ke NATO. NATO sendiri merupakan aliansi militer Barat pimpinan AS yang notabenenya rival Rusia.
AS, sejauh ini, memberikan dukungannya kepada Ukraina. Terbaru, Gedung Putih bahkan mengusulkan bantuan senilai lebih dari US$ 30 miliar kepada Kyiv untuk persenjataan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Putin Sukses Caplok Kota Soledar di Ukraina Timur