Internasional

WHO Sebut Cacar Monyet Nyebar Tak Terdeteksi, Sudah 550 Kasus

sef, CNBC Indonesia
02 June 2022 06:20
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta warga dunia waspada dengan monkeypox (cacar monyet). Petinggi WHO menyebut kemunculannya yang tiba-tiba di beberapa negara di dunia menunjukkan virus telah "menyebar tanpa terdeteksi" selama beberapa waktu.

"Penyelidikan sedang berlangsung, tetapi kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba di banyak negara pada saat yang sama menunjukkan bahwa mungkin ada penularan yang tidak terdeteksi untuk beberapa waktu," tegas Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, dikutip AFP, Kamis (2/6/2022).

Sejak Inggris pertama kali melaporkan kasus cacar monyet 7 Mei, lebih dari 550 kasus dikonfirmasi di 30 negara di luar wilayah endemi. Perlu diketahui, cacar monyet adalah endemi di negara-negara Afrika barat dan tengah.

Cacar monyet menyebar melalui kontak dekat. Biasanya gejala termasuk demam tinggi dan ruam seperti cacar air yang hilang setelah beberapa minggu.

Sejauh ini, sebagian besar kasus yang dilaporkan terkait hubungan seksual antara laki-laki dengan laki-laki. Meskipun para ahli menekankan tidak ada bukti bahwa cacar monyet ditularkan secara seksual.

"Siapa pun dapat terinfeksi monkeypox jika mereka melakukan kontak fisik yang dekat dengan orang lain yang terinfeksi," tambah Tedros.

"Kami mendesak negara-negara yang terkena dampak untuk memperluas pengawasan mereka".

Sementara itu, pakar cacar monyet WHO Rosamund Lewis mengatakan bahwa munculnya begitu banyak kasus di sebagian besar Eropa dan negara-negara lain yang belum pernah terlihat sebelumnya. Ini ujar dia, harus menjadi perhatian.

"Itu menunjukkan penularan yang tidak terdeteksi untuk sementara waktu," jelasnya dalam kesempatan sama.

"Kami tidak tahu apakah (penyebaran) itu berminggu-minggu, berbulan-bulan atau mungkin beberapa tahun ... kami tidak benar-benar tahu apakah sudah terlambat untuk menahan".

Ia meminta otoritas dan warga bekerja sama mencegah penyebaran dengan pelacakan kontak dan isolasi orang-orang dengan penyakit ini. Menurutnya, vaksin yang dikembangkan untuk cacar memang efektif 85% mencegah tapi persediaannya terbatas.

WHO sendiri tidak mengusulkan vaksinasi massal. Penggunaan vaksin harus ditargetkan untuk melindungi petugas kesehatan dan orang-orang yang paling berisiko terinfeksi.

Tingkat kematian untuk cacar monyet biasanya cukup rendah. Sejauh ini, tidak ada kematian yang dilaporkan di antara kasus-kasus yang ditemukan sejauh ini di luar negara-negara endemik.

Namun, dari laman yang sama, diketahui ribuan orang jatuh sakit akibat cacar monyet setiap tahun di wilayah endemi. Dilaporkan sekitar 70 kematian dilaporkan di lima negara Afrika sepanjang tahun ini.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Cacar Monyet yang Kini Disorot WHO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular