Top! Sri Mulyani Bikin Indonesia Batal Ngutang Rp 100 Triliun

Cantika Adinda, CNBC Indonesia
26 May 2022 08:30
Perubahan APBN 2022, Subsidi & Bansos Naik, Target Utang Turun
Foto: Infografis/ APBN 2022/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan memproyeksi defisit APBN 2022 akan lebih rendah dari 4,8% menjadi 4,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, pemerintah tidak perlu merealisasikan rencana penerbitan utang sebesar Rp100 triliun.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman pada konferensi pers APBN Kita, Senin (23/5/2022).

Ia menjelaskan pemotongan proyeksi penerbitan utang tersebut utamanya berasal dari perkiraan defisit tahun 2022 yang lebih rendah, yakni dari Rp 868 triliun menjadi Rp 840,2 triliun atau dari 4,85% terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 4,5% PDB.

Selain itu, penurunan penerbitan utang tersebut berasal dari fleksibilitas penarikan utang yang berasal dari pinjaman program, memperbanyak dukungan dari mitra bilateral maupun multilateral, hingga memanfaatkan burden sharing dengan Bank Indonesia (BI) melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) I dan III, khususnya yang bunganya lebih rendah.

"Dengan defisit lebih rendah, saat ini sudah memotong Rp100 triliun," ujarnya.

Pemerintah memperkirakan penerimaan negara di akhir tahun bisa mencapai Rp 2.266,2 triliun. Didorong oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.784 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 481,6 triliun.

Sementara belanja pemerintah naik sampai Rp 3.106,4 triliun. Hal ini disebabkan oleh adanya lonjakan subsidi energi menjadi Rp 208,9 triliun dan pembayaran kompensasi BBM dan listrik sebesar Rp 293,5 triliun. Di sisi lain ada penambahan perlindungan sosial Rp 18,6 triliun.

Pemerintah dihadapkan pada situasi yang tidak menyenangkan pada tahun ini. Terutama dari sisi pembiayaan, sebab biaya dari penerbitan bunga utang semakin mahal.

Dalam kondisi yang masih volatile, Luky menekankan pihaknya tetap mencoba untuk oportunistik, namun fleksibel dalam menerbitkan utang.

"Itu strategi kami saat ini, sehingga pembiayaan utangnya akan lebih rendah. Kami juga masih punya buffer di tahun 2022," ujarnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketiban Durian Runtuh, Utang Rp6 Ribu T Bisa Lunas Tahun Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular