Internasional

Marks & Spencer Angkat Kaki dari Rusia Setelah 17 Tahun

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 25/05/2022 19:56 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Marks & Spencer (M&S) menyatakan akan sepenuhnya keluar dari pasar Rusia setelah serangannya ke Ukraina. Raksasa ritel asal Inggris itu juga telah menghentikan pengiriman ke Rusia sejak Maret.

Melansir BCC International, sebelum menyatakan hengkang dari Rusia, sekitar 50 toko M&S di sana masih dibuka karena kesepakatan waralaba yang kompleks mencegah ritel tersebut menarik diri sepenuhnya daru Rusia. Namun, perusahaan itu mengatakan setelah negosiasi, mereka akan sepenuhnya keluar dari pasar waralaba Rusia.


Keputusan hengkang ini terjadi ketika M&S melaporkan laba sebelum pajak sebesar 392 juta poundsterling untuk tahun ini hingga 2 April, naik dari kerugian sebesar 209 juta poundsterling satu tahun sebelumnya.

Namun, M&S memperkirakan pertumbuhan penjualan akan melambat karena meningkatnya biaya dan tekanan pada anggaran pelanggan.

Perusahaan mengatakan menghadapi peningkatan biaya makanan, didorong oleh masalah pasokan global dan kekurangan tenaga kerja. Sementara itu, biaya pabrik, transportasi dan pengiriman, serta masalah pasokan yang berkelanjutan di China, memberi tekanan pada bisnis pakaian dan rumah tangga milik mereka.

Anggaran rumah tangga melambung akibat kenaikan tagihan makanan, energi dan bahan bakar, dengan inflasi, tingkat di mana harga naik, mencapai 9% pada bulan April, level tertinggi selama 40 tahun.

M&S, yang dikritik karena tidak menarik diri dari Rusia pada awal perang, mengatakan akan menghadapi kerugian 31 juta poundsterling setelah mereka hengkang dari pasar Kremlin.

Retail M&S membuka toko pertamanya di Rusia pada tahun 2005. Cabang di Rusia dijalankan oleh perusahaan Turki FiBA, yang mengoperasikan 48 toko di bawah bendera M&S di negara itu dengan 1.200 karyawan.

Sebelum M&S, ratusan merek internasional termasuk Starbucks, Coca Cola, Levi's dan Apple telah meninggalkan Rusia sejak serangannya ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Awal bulan ini, raksasa makanan cepat saji McDonald's juga mengumumkan menarik diri dari negara itu setelah lebih dari 30 tahun hadir di sana.


(tfa/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-Rusia Pimpin Nuklir Dunia, Asia Mulai Ngebut