Ini Jurus Menhub Agar Tak Terjadi 'Kiamat' Pesawat
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan dari hasil rapat terbatas yang dilakukan bersama Presiden di Istana Kepresidenan, Selasa (24/5/2022), evaluasi mudik lebaran moda transportasi udara dinilai cukup efektif. Meski terjadi lonjakan penumpang yang signifikan dengan jumlah pesawat yang terbatas.
Sehingga jumlah pesawat yang beroperasi dinilai tidak perlu banyak, seperti sebelumnya. Dimana jumlah pesawat yang beroperasi tengah menurun dari 350 unit dari 550 pesawat. Hal ini memunculkan kekhawatiran 'kiamat' jumlah pesawat di tengah permintaan penumpang yang terus naik saat dimulainya beberapa pelonggaran.
Budi Karya membeberkan pada sektor transportasi udara mencatat pertumbuhan penumpang sangat meningkat dibanding 2020 - 2021, meski lebih rendah dari 2019. Namun apa yang sudah dilakukan masih cukup menjawab permintaan.
Pilihan Redaksi |
"Apa yang kita lakukan sudah cukup efektif. kita memberikan kesempatan operator bandara untuk memperpanjang waktu operasi sehingga take off/landing dari pesawat itu meningkat," kata Budi karya dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/5/2022).
Dia mencontohkan seperti satu pesawat yang sebelumnya melakukan take off/landing sebanyak enam kali menjadi 8 atau 9 kali. Sehingga terlihat bahwa jumlah dari penerbangan meningkat bahkan penumpangnnya meningkat lebih banyak.
"Artinya produktivitas dari aircraft atau pesawat itu tinggi sekali. pelajaran dari ini sendiri akan kita lakukan pada operasional selanjutnya," kata Menhub.
Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini juga menyebut pada dasarnya maskapai tidak perlu terlalu banyak mengoperasikan pesawat seperti sebelumnya.
"Bahwa kita pada dasarnya tidak perlu terlalu banyak memiliki pesawat sejauh jumlah okupansi itu dipertahankan dalam keterisian yang tinggi. sehingga operator akan kita atur untuk melaksanakan secara bersama," katanya.
Untuk diketahui, jumlah pesawat saat ini tengah menurun dari 550 pesawat menjadi 350 unit, yang disebabkan masalah finansial maskapai dan berkurangnya permintaan selama masa pandemi.
Terlihat pula dari jumlah penumpang domestik pada 2021 lalu hanya 30 ribu orang dari 2019 (sebelum pandemi) yang mencapai 76 juta orang. Artinya akan terjadi permasalahan kekurangan jumlah pesawat ketika demand sudah kembali pulih seperti sebelum pandemi.
(hoi/hoi)