Bahaya Krisis Pangan Global, Dampaknya Bikin Ngeri
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang yang terjadi di Ukraina akibat serangan Rusia ke negara itu telah membuat dunia berada di ambang krisis pangan. Hal tersebut dikhawatirkan memberi efek yang lebih dalam dibandingkan dengan perang itu sendiri.
Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps mengatakan kematian akibat gandum global dan kekurangan makanan akibat serangan Rusia ke Ukraina bisa lebih besar daripada nyawa yang hilang dalam perang secara langsung.
Shapps mengatakan dia sangat prihatin tentang masalah ini dan telah bertemu dengan mitranya dari Ukraina Oleksandr Kubrakov minggu lalu di Jerman. Pertemuan tersebut membahas bagaimana menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk memastikan pasokan gandum global dari Ukraina bisa kembali mengalir.
"Saya secara khusus prihatin dengan situasi di Ukraina. Kami telah melihat invasi barbar oleh Putin ini," kata Shapps dalam wawancaranya bersama Sky News, Selasa (24/5/2022), dikutip CNN International.
"Yang benar-benar mengkhawatirkan saya adalah kita telah melihat banyak nyawa hilang di Ukraina. Kita bisa melihat lebih banyak nyawa hilang di tempat lain di dunia karena kekurangan biji-bijian dan makanan, yang bahkan bisa lebih besar daripada nyawa yang hilang dalam perang secara langsung. Jadi, kita perlu menemukan solusi untuk mengeluarkan biji-bijian ini," tambah Shapps.
Shapps mengatakan bahwa ada banyak cara potensial yang berbeda untuk membawa biji-bijian dan barang-barang lainnya keluar masuk dari Ukraina.
"Saya pikir itu sangat penting untuk kita lakukan. Jika tidak, akan ada banyak kelaparan yang dapat membuat jumlah (korban) yang terlibat dalam perang itu menjadi lebih kecil," tambah Shapps.
Dia mengatakan ada banyak hal pelik untuk mendapatkan gandum dari Ukraina, termasuk perairan yang ditambang di dekat kota pelabuhan selatan Odesa.
Perlu diketahui, pasokan dari Rusia dan Ukraina menyumbang hampir 30% dari perdagangan gandum global.
Adapun, harga gandum internasional telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari.
Menurut laporan Bank Dunia yang diterbitkan pada April, kenaikan harga pangan global baru-baru ini menjadi yang terbesar sejak 2008. Biaya makanan diproyeksi akan meningkat sebesar 22,9% tahun ini akibat kenaikan harga gandum sebesar 40%.
(luc/luc)