
Siap-siap! Nelayan Hingga Petani Bakal Dapat Duit Pensiun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mulai melakukan penjajakan implementasi perluasan kepesertaan program pensiun bagi pekerja informal, seperti nelayan, petani, dan pedagang kecil mulai tahun 2023.
Hal tersebut terungkap dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2023.
Dalam laporan tersebut, dijelaskan, cakupan kepesertaan program pensiun saat ini masih sangat rendah. Salah satu penyebabnya dari masih rendahnya kepesertaan program pensiun adalah struktur kerja yang didominasi oleh sektor informal.
Sebagai gambaran, data Sakernas 2021 menunjukkan dari 131,05 juta angkatan kerja yang bekerja, sebesar 59,45% merupakan pekerja informal dan sisanya sebesar 40,55% merupakan pekerja pada sektor formal.
Terkait kepesertaan masing-masing kelompok pada program pensiun hingga akhir tahun 2021, dari 77,91 juta pekerja informal, hanya sebanyak 274 ribu pekerja atau 0,35% yang merupakan peserta program pensiun pada BPJS Ketenagakerjaan.
Di sisi lain, dari 53,14 juta pekerja formal, baru sebanyak 21,14 juta atau 39,78% yang telah menjadi peserta program pensiun wajib.
Dengan rendahnya cakupan kepesertaan tersebut, angka kemiskinan pada lansia di masa mendatang berpotensi meningkat secara signifikan.
"Peningkatan kepesertaan program pensiun oleh pekerja informal dalam jumlah yang besar mutlak diperlukan untuk menghindari risiko peningkatan kemiskinan dimaksud," jelas pemerintah dalam KEM PPKF 2023, dikutip Senin (23/5/2022).
Dalam mendorong kepesertaan pekerja informal, pemerintah mengklaim terus mencari inovasi program pensiun yang menarik dan mendorong willingness kelompok pekerja informal untuk berpartisipasi pada program pensiun, terutama pekerja dengan penghasilan rendah.
Pemerintah mengungkapkan, untuk mengimplementasikan program pensiun pekerja informasi, akan diterapkan dengan skema matching contributions.
"Berdasarkan pengalaman di banyak negara, program matching contributions merupakan salah satu upaya yang diyakini mampu meningkatkan serta memperluas kepesertaan dari pekerja informal," jelas pemerintah.
Konsep utama dari skema matching contributions ini adalah pemerintah mengalokasikan anggaran untuk ikut berkontribusi dalam membayar porsi iuran peserta.
Porsi iuran peserta yang dibayar oleh pemerintah tersebut berperan sebagai insentif untuk menambah daya tarik bagi pekerja informal untuk mau menjadi peserta dan membayar iuran program pensiun mengingat nantinya menjadi akumulasi dana yang sepenuhnya dimiliki oleh peserta.
Kendati demikian, pemerintah tidak merinci, berapa anggaran yang akan disiapkan untuk menjalankan program pensiunan pekerja informal tersebut.
Skema Matching Contributions
Pemerintah menjelaskan, dalam mendesain program matching contributions, keseimbangan antara aspek kemampuan keuangan negara serta ability to pay dari target peserta menjadi pertimbangan utama.
Pertimbangan kemampuan keuangan negara akan menentukan kesinambungan program sekaligus kesinambungan fiskal mengingat pemerintah akan membayar bagian iuran peserta sepanjang masih memenuhi kriteria kepesertaan.
Di sisi lain, ability to pay dari pekerja informal yang menjadi target peserta akan menjadi faktor penting yang menentukan kesinambungan kepesertaan sekaligus keberhasilan program secara umum.
Terkait dengan kepesertaan, target utama peserta program ini adalah pekerja dengan penghasilan rendah, khususnya pekerja sektor informal.
"Sebagai tahap awal, pekerja pada sektor-sektor tertentu dapat diprioritaskan, antara lain nelayan, petani dan pedagang kecil," jelas pemerintah.
Terkait besaran matching contributions porsi pemerintah, diperlukan kalibrasi sesuai dengan batasan kemampuan keuangan negara serta kemampuan target peserta dalam mengiur. Mengingat ability to pay yang sangat bervariasi, perlu dipertimbangkan opsi
kombinasi besaran iuran dan besaran matching contributions yang berbeda.
Semakin besar tambahan kontribusi dari pemerintah, semakin besar iuran yang harus dibayar oleh peserta. Penjajakan implementasi program pensiun matching contributions dapat dilihat dalam dua perspektif.
Dalam perspektif sebagai program pensiun, program tersebut diharapkan menjadi terobosan untuk meningkatkan kepesertaan program pensiun dan memperkuat perlindungan hari tua bagi pekerja informal.
Program ini juga merupakan perwujudan upaya Pemerintah dalam mempersiapkan perlindungan bagi masyarakat sejak dini dan mencegah penambahan kemiskinan sebagai antisipasi terhadap populasi yang semakin menua di masa depan.
Dalam perspektif percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan sektor keuangan, program matching contributions berperan sebagai multiplier dalam mengakselerasi akumulasi sumber pembiayaan jangka panjang bagi perekonomian dan sektor keuangan Indonesia.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Padang Panjang Daftarkan 7.023 Pekerja Rentan di Jamsostek