
Sebut Diplomasi Bisa Akhiri Perang, Ukraina Mulai Melunak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa perang dengan Rusia dapat diselesaikan melalui diplomasi. Berbicara di TV nasional, dia memberi sugesti bahwa negaranya bisa menang melawan Rusia di medan perang.
Namun, mantan pelawak ini menyebut bahwa perang hanya bisa berhenti secara konklusif di meja perundingan.
"Konflik itu akan berdarah, akan ada pertempuran, tetapi itu hanya akan berakhir secara definitif melalui diplomasi," kata Zelensky dilansir dari BBC.
Tapi dia mengindikasikan ini tidak akan mudah, karena tidak ada pihak yang mau menyerah.
Apalagi nyatanya pertempuran masih berkobar di medan perang. Pertempuran sengit terjadi di dalam dan sekitar Severodonetsk, saat pasukan Rusia meningkatkan upaya untuk merebut seluruh wilayah Luhansk.
Berakhirnya pertempuran di kota pelabuhan selatan Mariupol telah membebaskan pasukan Rusia untuk ditempatkan kembali di tempat lain dan memungkinkan mereka untuk mengintensifkan serangan gencar mereka di timur.
Gubernur lokal Serhiy Haidai mengatakan Rusia "menghancurkan" Severodonetsk saat mereka secara bertahap mengepungnya.
Ia mengklaim pasukan Ukraina telah menangkis 11 serangan, dengan delapan tank di antara kendaraan Rusia hancur. Namun, tidak ada konfirmasi independen atas klaim tersebut.
Wartawan BBC James Waterhouse mengatakan Rusia telah meningkatkan artileri dan serangan udara serta serangan rudal. Akibatnya di Luhansk pasukan Ukraina terpaksa mundur.
Indikasi pembicaraan di meja negosiasi juga masih abu-abus. Pada hari Selasa, negosiator utama Kyiv, Mykhaylo Podolyak, mengatakan pembicaraan ditunda.
Hari berikutnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuduh pihak berwenang Kyiv tidak ingin melanjutkan pembicaraan untuk mengakhiri permusuhan.
Kantor berita Rusia mengatakan pertemuan terakhir terjadi hampir sebulan lalu, pada 22 April.
Tanpa akhir yang terlihat dari pertempuran, AS mengirimkan lebih banyak bantuan militer, ekonomi dan kemanusiaan.
Pada hari Sabtu, Gedung Putih mengungkapkan bahwa Presiden AS Joe Biden menandatangani RUU untuk menyediakan paket untuk Ukraina senilai hampir $40 miliar (£32bn).
Uang itu merupakan program bantuan Amerika terbesar sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari.
RUU itu, yang akan menyalurkan dukungan ke Ukraina selama sekitar lima bulan ke depan, mencakup sekitar $6 miliar yang dianggarkan untuk kendaraan lapis baja dan pertahanan udara.
(fys/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Panas! Rusia Siap 'Perang' dengan AS & Eropa, Kenapa?