Defisit APBN 2023 Ditekan ke 2,6%, Utang Tak Lagi Jor-joran

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Jumat, 20/05/2022 10:47 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara CNBC Indonesia Economic Outlook, Selasa (22/3). (CNBC Indonesia/Tri Susilo))

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengajukan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2023 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Dalam kerangka tersebut, diajukan defisit APBN pada tahun depan sebesar 2,61-2,90% PDB. Lebih rendah dari perkiraan defisit tahun ini yaitu 4,5% PDB.


"Melalui akselerasi pemulihan ekonomi, reformasi struktural, dan reformasi fiskal maka diharapkan kebijakan fiskal 2023 tetap efektif mendukung pemulihan ekonomi namun tetap sustainable," ungkap Sri Mulyani saat menghadiri Rapat Paripurna DPR, Jumat (20/5/2022)

Pendapatan negara diasumsikan akan meningkat dalam kisaran 11,19% sampai dengan 11,70% PDB, belanja negara mencapai 13,80% sampai dengan 14,60% PDB serta keseimbangan primer yang mulai bergerak menuju positif di kisaran -0,46% sampai dengan -0,65% PDB.

"Defisit juga diarahkan kembali di bawah 3% antara 2,61% sampai dengan 2,90% PDB, dan rasio utang tetap terkendali dalam batas manageable di kisaran 40,58% sampai dengan 42,42% PDB," terang Sri Mulyani.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil