
Jepang Catat Inflasi April 2,5%, Tertinggi dalam 7 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Jepang Jepang pada April 2022 tercatat sebesar 2,5% sekaligus menjadi yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Indeks harga konsumen itu jeuh lebih tinggi dari proyeksi sebesar 1,5%.
Sementara itu, inflasi intin juga naik di atas target bank sentral 2% pada April akibat kenaikan biaya energi dan komoditas, berujung pada kenaikan harga yang menekan rumah tangga.
Melansir Reuters, menurut data pemerintah pada Jumat (20/5/2022), indeks harga konsumen inti (CPI) nasional, yang tidak termasuk biaya makanan segar tetapi termasuk biaya energi, melonjak 2,1% pada April dari tahun sebelumnya.
Angka ini menandai kenaikan tercepat dalam satu bulan sejak Maret 2015 dan cocok dengan perkiraan median dalam jajak pendapat Reuters.
Kenaikan itu jauh lebih kuat daripada kenaikan 0,8% year-on-year pada Maret, sebagai dampak pemotongan biaya telepon seluler dari April 2021 yang telah menurunkan CPI secara keseluruhan.
Meski begitu, tingkat keseluruhan kenaikan harga di Jepang tetap jauh lebih sederhana dibandingkan kenaikan tajam di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya. Ini didorong karena pertumbuhan upah yang lamban di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu, sehingga mempersulit perusahaan untuk menaikkan harga.
Kenaikan harga konsumen sendiri membuat Bank of Japan (BOJ) kesulitan untuk meyakinkan pasar akan menjaga kebijakan moneter ultralonggar bersamaan dengan keuntungan memicu kekhawatiran publik tentang kenaikan biaya hidup.
BOJ telah mempertahankan stimulus moneter besar-besaran karena berusaha agar inflasi stabil mencapai 2% di belakang pertumbuhan upah yang kuat, bahkan ketika yen yang melemah mendorong naik harga makanan dan energi dan saat bank sentral utama lainnya memperketat kebijakan mereka.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking: Inflasi Jepang Rekor, Tertinggi Sejak Desember 1981