Lebaran Usai Tapi Kok Harga Tiket Pesawat Belum Balik?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket pesawat memang sudah turun pascalonjakan harga saat periode mudik dan arus balik Lebaran. Namun meski sedang low season harga tiket pesawat terpantau sudah melonjak dari bulan-bulan sebelumnya.
Contohnya seperti harga tiket ke Jakarta-Surabaya sudah tidak lagi ditemukan harga di bawah Rp 500 ribu. Rata-rata harga jual tiket sudah mencapai Rp 600 ribu ke atas.
Padahal sebelumnya dari catatan CNBC Indonesia, harga tiket termurah pada bulan April 2022 lalu adalah Rp 523 ribu menggunakan maskapai Lion Air.
Namun dari pantuan aplikasi penjualan tiket Traveloka, harga tiket termurah mencapai Rp 634 ribu menggunakan maskapai Lion Air pada tanggal 22 Mei mendatang, sedangkan Garuda Indonesia menjual tiketnya dengan harga Rp 1,54 juta.
Begitu juga dengan tujuan Yogyakarta International Airport, rata-rata harga jual tiket yang ditawarkan sudah di atas Rp 600 ribu. Dimana tiket termurah mencapai Rp 620 ribu dengan maskapai Super Air Jet, dan sementara Garuda Indonesia membanderol dengan harga Rp 1,15 juta.
Sedangkan harga tiket ke Bali juga rata-rata sudah diatas Rp 800 ribu, dari setidaknya sebelumnya harga tiket ke Bali sekitar Rp 600 - 700 ribu untuk sekali jalan. Dimana saat ini harga tiket termurah Rp 816 ribu dengan maskapai Lion Air dan termahal menggunakan Garuda Indonesia Rp 1,87 juta.
Harga tiket pesawat sendiri memang sedang mengalami peningkatan setelah Kementerian Perhubungan memberikan lampu hijau bagi maskapai menerapkan biaya tambahan ke tiket penerbangan, yang berlaku efektif 18 April 2022.
Pengenaan tarif tambahan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri.
Dalam aturan itu, maskapai diperbolehkan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% ke tiket untuk jenis pesawat jet dari tarif batas atas, dan 20% untuk jenis pesawat propeller atau baling baling. Meski hanya dalam jangka waktu 3 bulan dan tidak bersifat mandatory.
Penyesuaian tarif ini juga sudah disambut positif bagi maskapai. Melihat komponen ongkos angkut ini melonjak pascanaiknya harga avtur global.
"Penyesuaian kebijakan tarif per tanggal 20 April 2022, dengan harapan penyesuaian tarif ini dapat membantu meringankan beban operasional penerbangan yang tinggi karena naiknya harga avtur," kata Direktur Niaga Sriwijaya Air Group, Henoch Rudi Iwanudin kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.
(dce/dce)