Kilang Minyak Balikpapan Terbakar 2x Tahun Ini, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kilang pengolahan minyak Balikpapan di Kalimantan Timur yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, telah mengalami kebakaran sebanyak dua kali pada 2022 ini.
Pertama, pada Jumat, 4 Maret 2022 sekitar pukul 10.32 WITA dan kedua, terjadi pada Sabtu lalu, 15 Mei 2022 pada waktu yang hampir sama, yakni sekitar pukul 10.30 WITA dan api telah berhasil dipadamkan satu jam setelahnya yakni 11.31 WITA.
Perlu diketahui, Kilang Balikpapan Pertamina ini mengolah 260 ribu barel per hari (bph) minyak mentah atau sekitar 25% dari total kapasitas pengolahan minyak mentah nasional yang sekitar 800 ribu bph-1 juta bph. Berdasarkan data Pertamina, kontribusi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) atau market share dari Kilang Balikpapan atau Refinery Unit V (RU V) ini sebesar 15,6% skala nasional.
Adapun pada peristiwa kebakaran pertama di awal Maret lalu, dilaporkan terjadi flash di plant HCU (Hydrocracker) B. Hydrocracker Unit (HCU) di Kilang Balikpapan ini terdapat dua unit dengan kapasitas 55 ribu bph.
Sementara pada peristiwa kebakaran Sabtu lalu, kebakaran terjadi di Plant 5. Plant 5 ini menghasilkan salah satu komponen dalam produksi BBM, yakni High Octane Mogas Component (HOMC). HOMC merupakan komponen yang diperlukan untuk memproduksi bensin beroktan tinggi seperti Pertamax (RON 92).
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kebakaran di kilang BBM ini kembali terjadi?
Ely Chandra, Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Balikpapan menyampaikan bahwa pihaknya kini masih melakukan assessment dan investigasi terkait kejadian ini.
"Assessment ini dilakukan agar unit dapat segera beroperasi. Sementara investigasi paralel dilakukan untuk menemukan dasar permasalahannya," tuturnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (17/05/2022).
Dia mengatakan, Pertamina memastikan produksi BBM tetap berjalan, sehingga tidak mengganggu suplai BBM ke masyarakat. Bahkan, lanjutnya, Pertamina juga telah mempersiapkan skenario alih suplai, berkoordinasi dengan Pertamina Group sebagai antisipasi dan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan BBM masyarakat.
Menurutnya, perbaikan Plant 5 ini dijadwalkan selesai dalam tujuh hari ke depan.
"Kami akan terus memastikan dan meningkatkan keandalan dan keamanan kilang. Dan kita memastikan produksi BBM tetap dapat berjalan dengan aman. Mohon doa dan dukungannya agar tahapan-tahapan perbaikan tersebut dapat dilaksanakan semaksimal mungkin," paparnya.
Perlu diketahui, saat ini Kilang Balikpapan juga tengah melakukan peningkatan kapasitas melalui program Refinery Development Master Plan (RDMP) yang ditargetkan bisa mencapai 360 ribu bph dengan standar EURO V.
RDMP Balikpapan ini ditargetkan bisa tuntas konstruksi dan beroperasi pada 2024. Bila ini beroperasi, maka RDMP Balikpapan bisa menjadi kilang minyak terbesar di Indonesia, menggeser Kilang Cilacap di Jawa Tengah yang saat ini berkapasitas 345 ribu bph.
(wia)