
Ternyata Separah Ini Kritisnya Pasokan Batu Bara India

Jakarta, CNBC Indonesia - Stok batu bara India kini benar-benar pada level kritis. Imbasnya, Pemerintah India kini tengah berjuang memenuhi kebutuhan batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik, terutama di tengah lonjakan permintaan listrik di tengah gelombang panas.
Lantas, seberapa parah kondisi ketersediaan batu bara untuk pembangkit listrik India saat ini?
Mengutip Reuters, Jumat (13/05/2022), stok batu bara untuk pembangkit listrik di India kini bahkan telah berada di bawah 10 hari, yakni hanya setara dengan delapan hari konsumsi, separuh lebih rendah dibandingkan stok pada tahun lalu yang cukup untuk 16 hari dan sebelum adanya pandemi Covid-19.
Pada tahun normal, persediaan biasanya meningkat selama musim dingin, ketika suhu yang lebih rendah mengurangi permintaan dan pembangkitan listrik, dan akhir musim hujan memungkinkan produksi batu bara bisa lebih besar.
Tetapi sayangnya, stok tetap rendah di level tujuh hingga sembilan hari konsumsi sejak Agustus 2021 meskipun ada kampanye pemerintah untuk meningkatkan produksi dan distribusi batu bara.
Kondisi ini semakin diperparah dengan hantaman gelombang panas di seluruh negeri selama dua bulan terakhir ini, sehingga meningkatkan permintaan AC dan pendinginan.
Stok batu bara di produsen listrik bahkan berada pada tingkat pra-musim panas terendah selama sembilan tahun terakhir, yang akan membatasi pembangkitan dan memastikan pemadaman listrik akan terus berlanjut.
Produksi batu bara India meningkat sebesar 26 juta ton (9%) dalam empat bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.
Distribusi juga naik sebesar 29 juta ton (11%) selama periode yang sama, berdasarkan data statistik Kementerian Batu Bara India.
Pada saat yang sama, pemerintah telah memerintahkan tambang dan jaringan kereta api untuk memprioritaskan pengiriman ke pembangkit listrik.
Batu bara yang dikirim ke sektor listrik meningkat hampir 39 juta ton (18%) dalam empat bulan pertama tahun ini.
Tetapi konsekuensinya adalah penurunan 10 juta ton (18%) dalam pengiriman ke pengguna industri, termasuk sektor baja, semen dan aluminium.
Akibatnya, pemerintah telah mendukung pasokan batu bara untuk pembangkit listrik, tapi sayang memperburuk kekurangan pasokan di industri lainnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Hoax, PLTU Batu Bara Dunia Tembus Rekor Sepanjang Masa!
